Mengenal Sosok Cak Hakim, Sopir Ambulance yang Tidak Mau Menerima Bayaran Dari Warga - Kabar Surabaya

Terbaru

Thursday, June 24, 2021

Mengenal Sosok Cak Hakim, Sopir Ambulance yang Tidak Mau Menerima Bayaran Dari Warga

Mengenal Sosok Cak Hakim, Sopir Ambulance yang Tidak Mau Menerima Bayaran Dari Warga


Kabar Surabaya - Ambulance adalah kendaraan yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat menghadapi keadaan darurat. Bagi warga Kota Surabaya, Pemerintah Kota menyediakan layanan Command Center 112 bagi warga yang membutuhkan bantuan Ambulance. Namun ada kalanya kedatangan Ambulace ini tidak secepat yang diharapkan oleh warga.

 


Jika keadaannya demikian, maka kendaraan Ambulance dari pihak swasta adalah solusinya. Namun bagi sebagian masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak mampu, untuk meminta bantuan dari Ambulance swasta tentunya menjadi persoalan tersendiri .Tentunya biaya Ambulance tidak bisa dikatakan murah bagi mereka.

 

Hal inilah yang pada hari Senin (21/06/2021) kemarin terjadi di Kampung Rungkut Menanggal Kota Surabaya. Pada saat itu salah satu warga yang bernama Kemat tiba-tiba tak sadarkan diri. Warga yang beralamatkan di Rungkut Menanggal Gang 1E no.7 ini memang memiliki riwayat penyakit gula.

 

Saat tak sadarkan diri ini, warga sekitarnya berinisiatif untuk membawanya ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan dengan cepat. Mereka lalu berkoordinasi dengan Linmas Kelurahan Rungkut Menanggal. Oleh Linmas, permintan warga ini lalu disampaikan ke Command Center 112 Kota Surabaya agr bisa langsung mengirimkan mobil Ambulance. Koordinasi antara Linmas dan Command Center 112 ini terjadi sekitar pukul 17.30wib.

 

Namun rupanya koordinasi ini berlangsung cukup lama. Bahkan sampai pukul 22.00wib pasien masih belum juga mendapatkan pertolongan. Hingga akhirnya salah satu warga yang bernama Erik Saputra mencoba menghubungi sendiri Command Center 112. 

 

Dari sini Erik mendapatkan kejelasan bahwa Command Center 112 hanya mengantar dan tidak bertanggung jawab terhadap pencarian rumah sakit. Pihak 112 bisa mengirimkan stu unit Ambulance, namun nisa tiba ke lokasi dalam waktu kira-kira 2 jam lagi. Hal ini dikarenakan jumlah unit yang terbatas untuk menangani pasien COVID-19.

 

Karena dianggap terlalu lama, akhirnya Erik mencoba menghubungi driver Ambulance swasta yang dikenalnya. Sosok driver Ambulance tersebut bernama Abdul Hakim atau biasa di sebut dengan Cak Hakim. Saat dihubungi oleh Erik, sebenarnya Cak Hakim baru saja mau akan beristirahat untuk tidur. 

 

Namun saat mendengar permintaan Ambulance dari Erik, dengan sigap Cak Hakim langsung memastikan akan menuju ke lokasi dalam waktu setengah jam sambil kirimn lokasi melalui aplikasi Whatsapp-nya. Tanpa pendamping siapapun, beliau langsung tancap gas dari kawasan Simokerto ke daerah Rungkut Menanggal.

 

Saat itu dirinya membawa kendaraan Ambulance milik Masjid Jend. Achmad Yani Jalan Sodoyoso V No 27-29 Kota Surabaya. Cak Hakim sendiri adalah takmir sekaligus Imam dari masjid tersebut.

 

Sesampainya dilokasi, Cak Hakim bersama warga langsung mengusung pasien yang tak sadarkan diri tersebut kedalam mobil ambulance. Tak menunggu lama, monil tersebut membawa pasien ke Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya. Sayangnya petugas rumah sakit tidak bisa menerima pasien karena ruang perawatan sudah full.

 

Mengetahui kenyataan tersebut, Mobil Ambulance langsung bergerak ke RSUD.dr.Soetomo Kota Surabaya. Ternyata kenyataan yang sama harus diterima oleh keluarga pasien. Lagi-lagi petugas RS milik Pemerintah Provinsi Jatim tersebut mengatakan kalau ruang perawatan dalam kondisi penuh.

 

Ditengah keputus asaan tersebut, akhirnya Cak Hakiem menawarkan kepada keluarga untuk mencoba ke Rumah Sakit Haji Sukolilo Surabaya. Di RS inilah akhirnya keluarga pasien bisa bernafas lega, karena masih ada ruang perawatan bagi keluarganya. 

 

Sebagai tanda terimakasih, pihak keluarga berkeinginan untuk memberikan sejumlah uang kepada Cak Hakim. Mengingat dia yang menyetir sendiri Ambulance-nya serta harus berputar-putar mencari rumah sakit hingga tiga kali dengan jarak yang jauh. Tentu saja hal tersebut sangat menguras bahan bakar dari mobil Ambulance tersebut.

 

Namun saat itu dengan tegas Cak Hakim menolaknya. Dirinya mengatakan iklash menolong. Selain itu pria yang juga tergabung dalam Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kelurahan Simokerto ini juga mengatakan kalau Mobil Ambulance tersebut adalah milik umat yang memang diperuntukkan bagi kepentingan bersama. 

 

Erik, salah satu perwakilan warga juga mengungkapkan kalau sebenarnya ada dana patungan dari warga yang memang sudah disiapkan juga untuk Ambulance. Namun karena tidak terpakai, maka keseluruhan dana langsung diberikan kepada keluarga pasien. (yyan)         


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad