Bupati Ini Meminta Pemerintah Untuk Memblokir Game Online, Mulai PUBG Hingga Free Fire Di Daerahnya
Kabar Surabaya - Dikarenakan pandemi Virus COVID-19 yang masih terus menyelimuti Indonesia, maka semua kegiatan yang sifatnya diluar rumah, diimbau untuk dilakukan didalam ruamah saja. Bagi mereka yang bekerja kantoran, hal ini disebut juga dengan Work From Home (WFH). Jadi mereka mengerjakan semua pekerjaannya dari rumah masing-masing.
Kondisi ini sama halnya dengan para siswa sekolah. Mereka juga harus belajar dari rumah masing-masing. Sehingga, sampai saat ini semua gedung-gedung sekolah masih di tutup bagi para siswa. Namun, bagi tenaga pendidiknya, mereka harus tetap masuk seperti biasa, karena mereka tetap harus mengajar dengan sistim daring/online.
Pembelajaran dengan sistim online ini rupanya mempunyai dampak yang sangat luar biasa bagi aktifitas anak-anak. Mereka yang harusnya pada usia dini menghindari gadget atau HP, malah diharuskan untuk bisa mengoperasikannya. Hal ini seperti sebuah kewajiban, mengingat semua pembelajaran mereka di lakukan melalui gadget tersebut.
Maka tidak heran apabila semua anak sekolah mulai dari PAUD hingga SMU sudah mahir memakai gadget karena memang sudah merupakan suatu kebutuhan. Dan hal ini tidak hanya sekedar gadget semata, gadget ini juga harus dilengkapi dengan internet sebagai penunjang kegiatan belajar. Sehingga saat ini internet bisa dikatakan hal yang biasa dimata anak-anak.
Anak-anak tersebut ternyata bermain game online secara berkelompok. Biasanya game yang mereka mainkan adalah PUBG, Freefire, COC ataupun Mobile Legend. Mereka tidak merasa kesulitan untuk memainkannya karena sudah punya gadget yang dilengkapi dengan internet.
Menurutnya, dampak negatif dari game online ini sangat besar, baik dari sisi perkembangan anak, kesehatan maupun pendidikan bagi anak itu sendiri. Selain itu banyak juga anak yang mengalami gangguan penglihatan, obesitas hingga syndrome quervain. Lalu dari sisi psikologisnya, anak - anak akan menjadi lebih individual dan menjadi lebih egois
Apa yang dilakukan oleh Bupati Sapuan ini tentu saja sangat mewakili kegelisahan banyak orang tua dimanapun berda. Tidak hanya di Kabupaten Mukomuko saja. Kalau hal ini memang bisa diwujudkan, tentu menjadi Pekerjaan Rumah yang berat bagi Menkominfo.
Hal ini dikarenakan mereka harus bisa memilah mana pengguna gdget yang masih berusia anak-anak dan mana yang berusia cukup dewasa untuk boleh memainkan game online tersebut. (yyan)
No comments:
Post a Comment