Waduh..!!! Warga Madura Merasa Seperti Ditahan Saat Berada di RSLI
Kabar Surabaya - Sebagaimana diketahui bersama, bahwa Kota Surabaya sangatlah serius untuk melakukan penanganan terhadap penularan Virus COVID-19. Seperti halnya saat daerah tetangga terdekatnya, yaitu Kabupaten Bangkalan Madura sedang mengalami lonjakan kasus Virus COVID-19. Tentu saja hal tersebut membuat Pemkot Surabaya bekerja keras untuk mengamankan wilayahnya.
Meningginya kasus di Kabupaten Bangkalan Madura tersebut, rupanya juga mempengaruhi tingkat ketersediaan tempat tidur di Rumah Sakit Lapangan Indrapura. Saat ini RSLI telah menggunakan sebanyak 363 bed dari total 400 bed yang tersedia. Rinciannya 65 bed dari kelompok para pekerja migran Indonesia (PMI), 189 bed untuk Klaster Madura, 12 bed untuk Klaster Pondok, dan 97 bed untuk Klaster Umum.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Radian Jadid, selaku Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 RSLI. Kebanyakan dari pasien warga Madura ini tidak mau mengikuti arahan dan tenaga medis yang bertuga di RSLI. Sangat sering Nakes yang bertugas ini memberikan edukasi dengan sabar, namun pasien Madura ini terlihat tidak bisa memahami.
Selain itu pasien warga Madura ini juga tidak mau mengikuti instruksi yang diberikan oleh para tenaga kesehatan. Seperti halnya ketika mereka diinstruksikan untuk mengambil obat di tenda medis. Mereka seakan enggan untuk mengambilnya, padahal sudah diberitahun melalui WA Grup maupun pengeras suara. Namun mereka tetap menolak.
Menurut Radian, sikap warga Madura yang demikian ini dikarenakan mereka merasa seperti orang yang ditahan. Saat terkena penyekatan di Jembatan Suramadu, mereka merasa seperti sedang ditahan saat dibawa ke Rumah Sakit Lapangan Indrapura.
"Jadi warga Madura ini saat masuk, mindset-nya adalah seperti orang tahanan, bukan mindset seperti orang yang sedang mencari kesembuhan," ucap Radian. (yyan)
No comments:
Post a Comment