Berikut Pendapat Beberapa Warga Menganai Viral Vidio Hancurkan Risma - Kabar Surabaya

Terbaru

Saturday, November 28, 2020

Berikut Pendapat Beberapa Warga Menganai Viral Vidio Hancurkan Risma


Berikut Pendapat Beberapa Warga Menganai Viral Vidio Hancurkan Risma


Kabar Surabaya - Beberapa hari ini suhu politik di Kota Surabaya benar-benar diguncang oleh sebuah unggahan vidio pendek. Vidio pendek yang berlirik "Hancurkan Risma" ini ramai diperbincangkan dan memenas di media sosial. Meskipun hanya berdurasi 19 detik, namun efeknya sangat luar biasa. Banyak kemudian pihak yang pro dan kontra mengenai isi dari vidio tersebut.

 

Beberapa tokoh di Kota Surabaya juga turut berkomentar atas unggahan vidio tersebut. Seperti halnya Ketua DPD Golkar Kota Surabaya, Arif Fathoni. Sebagai salah satu pendukung calon Walikota Machfud Arifin - Mujiaman, beliau menyatakan bahwa vidio tersebut adalah sesuatu yang biasa dan wajar-wajar saja.  Vidio ini muncul karena rasa kecewa dari masyarakat yang dulunya mendampingi beliau saat Pilwali dan pada saat akan di makzulkan oleh DPRD Kota Surabaya pada periode awal beliau menjabat Walikota.



Menurut Arif, vidio ini tidak akan muncul kalau Wali Kota Risma mampu mengayomi dan bertindak adil kepada semua Pasangan Calon Walikota Surabaya. Justru beliau menduga kalau vidio ini digunakan sebagai skenario playing victim dengan mengerahkan banyak pasukan medsos. Hal ini tentu saja bisa mendiskreditkan calon Walikota Machfud Arifin dan Mujiaman.

"Kepada masyarakat Surabaya agar tidak terpengaruh oleh unggahan vidio tersebut. Bahkan diduga ada penggunaan dana APBN untuk kepentingan Pilwali kali ini," terang Arif.


Hal senada juga disampaikan oleh Sri Mulyono Herlambang, selaku Ketua dari Banteng Ketaton Surabaya. Bahwa vidio tersebut merupakan bentuk kekecewaan dari kesewenang-wenangan Wali Kota Risma. Bakhan beliau menilai Walo Kota Risma telah melakukan upaya untuk memecah belah PDI Perjuangan. 

"Sikap dari Banteng Ketaton sudah sangat jelas, sesuai dengan arahan Mas Seno (kakak kandung Wakil Wali Kota Wisnu Sakti Buana). Kami melawan Tri Rismaharini, termasuk putranya Fuad Benardi dan Ero Cahyadi - Armuji, Namun yang perlu digaris bawahi, Banteng Ketaton tidak melakukan perlawanan terhadap DPP PDIP maupun Ketua Umum," jelas Sri Mulyono.

 

Sri Mulyono menegaskan, bahwa yang dimaksud dengan kalimat menghancurlan dalam vidio tersebut adalah menghancurkan Arogansi dan Oligarki politik dari Bu Risma. Namun tidak menghancurkan Kota Surabaya secara fisik. Menurutnya, pihaknya sangat cinta damai dan Kota Surabaya harus tetap aman.

 

Sementara itu, tokoh senior PDIP Perjuangan Mat Moctar menduga kalau Wali Kota Risma menggunakan segala macam cara untuk memenangkan Eri Cahyadi dan Armuji. Semua OPD hingga Kelurahan dikondisikan untuk memenangkan calon dari PDI secara Terstruktur, masif dan Sistimatis. Menurutnya, hal ini seperti yang terjadi pada Dinas DKRTH yang melakukan pemasangan lampu LED jalan umum setelah ada permintaan dari Eri Cahyadi dan Armuji. 

 


"Bahkan ada petugas dari Pemadam Kebakaran yang kebetulan menjadi Ketua RW harus dipecat karena kedapatan mengenakan rompi pasangan calon wali kota - wakil wali kota Machfud Arifin-Mujiaman, Apa maksudnya ini?," tanya Mat Mochtar. 

 

Pendapat yang berbeda dilontarkan oleh Dian Noeswantari, selaku Peneliti HAM yang saat ini bekerja di Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Surabaya (Pusham Ubaya). Dian mengatakan, bagwa video itu diduga juga menunjukkan telah terjadinya ujaran kebencian yang dilakukan pendukung Machfud Arifin terhadap Risma. (yyan)       


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad