Detik-Detik Bidan Selamatkan Kelahiran Bayi Sungsang Di Pasar Surabaya Tanpa Peralatan Medis Apapun - Kabar Surabaya

Terbaru

Saturday, November 14, 2020

Detik-Detik Bidan Selamatkan Kelahiran Bayi Sungsang Di Pasar Surabaya Tanpa Peralatan Medis Apapun


Detik-Detik Bidan Selamatkan Kelahiran Bayi Sungsang Di Pasar Surabaya Tanpa Peralatan Medis Apapun

 

Kabar Surabaya - Saat musim pandemi COVID-19 seperti saat ini, Pemerintah Kota Surabaya sangat berhati-hati terhadap ibu hamil, apalagi bagi yang akan melahirkan saat serangan Virus Corona belum berakhir. Saat ini Ibu hamil juga sudah mulai dilakukan pendataan secara ketat, harapannya sebelum melahirkan sudah dapat diketahui sudah dapat diketahui, apakah sang ibu terinfeksi Virus Corona apkah tidak.

 

Namun, hal tersebut terkadang tidak bisa dilakukan saat ada kejadian yang sudah gawat darurat. Hal ini seperti yang terjadi di kawasan Pasar Pabean Kota Surabaya pada hari Senin (9/10/2020) lalu. Saat sebagian masyarakat masih sibuk dengan kegiatan jual belinya, tiba-tiba saja mereka dikejutkan oleh teriakan seorang ibu. Rupanya sang ibu tersebut dalam kondisi yang akan melahirkan secara darurat. Ditambah lagi kondisi sang jabang bayi dalam keadaan sungsang.

 


Kronologis ibu yang akan melahirkan anaknya ini bermula pada hari Senin siang, saat sang suami akan mengantarkannya ke Rumah sakit Muhammadiyah Kota Surabaya. Saat itu sang suami Muhammad Shodiq memang sudah menduga kalau istrinya akan melahirkan. Karena sudah beberapa kali istrinya mengalami kontraksi. Oleh karena itu pada sekitar pukul 12.00wib, dirinya lalu memboncengkan sang istri dengan menggunakan motor menuju ke rumah sakit tersebut.


Dengan hati-hati dirinya membawa istrinya untuk memeriksakan kondisi kandungannya. Sebenarnya, dari rumahnya yang berada di kawasan Pesapen-Krembangan ke RS.Muhammadiyah jaraknya tidak terlalu jauh. Namun karena istrinya sudah merasa menahan sakit, maka perjalanannya terasa sangat lama. 


Sebelum memutuskan pergi ke Rumah Sakit Muhammadiyah, sebenarnya pasangan suami-istri ini sudah pergi ke seorang bidan. Namun karena posisi bayi yang sungsang, akhirnya bidan tersebut tidak berani untuk menangani dan merujuknya ke rumah sakit. 


Sesampainya di Jalan Songoyudan, perjalanan Muhammad Shodig terhambat oleh ramainya aktivitas di Pasar Pabean. Meskipun begitu, M.Shodig tetap meneruskan perjalanannya dengan sangat hati-hati. Namun ditrngah-tengah pasar tiba-tiba istrinya yang bernama Siti Romlah merasa kesakitan. Siti lalu meminta suaminya untuk berhenti karena sudah tidak kuat lagi melanjutkan perjalanan.

 

Teriakan istrinya spontan memancing warga yang sedang berbelanja di pasar untuk mendekatinya. Saking sakitnya, Siti Romlah sampai bersimpuh diemperan salah satu toko. Warga yang melihat saat itu juga tidak berani melakukan tindakan apa-apa. Bahkan M.Shodiq juga tidak paham apa yang harus dia lakukan, apalagi saat salah satu kaki anaknya terlihat keluar. Saat itu Siti Romlah juga terus berteriak kesakitan.

 

Teriakan kesakitan dari Siti Romlah ini akhirnya didengar oleh Siti Indri Yani yang saat itu juga sedang berbelanja di Pasar Pabean. Siti Indri Yani yang berprofesi sebagai Bidan di Dinas Kesehatan Koarmada II TNI Angkatan Laut (AL) Surabaya sevara reflek langsung berlari ke sumber suara teriakan tersebut dan meninggalkan semua belanjaannya. 

 


Sesampainya disumber suara tersebut dirinya langsung berteriak kepada masyarakat yang berkerumun agar diberikan jalan.

"Tolong minggir, minggir, tolong saya dikasih jalan, Saya Bidan..Saya Bidan,"..teriaknya.

 

Saat melihat kondisi dari Siti Romlah, Bidan Siti Indri Yani langsung melakukan pertolongan secara darurat. Dirinya sudah tidak menghiraukan Alat Pelindung Diri (APD) yang harusnya dikenakan di rumah sakit pada umumnya. 

 

Saat Bidan Siti Indri Yani melihat kondisi salah satu kaki bayi yang sudah keluar, dirinya langsung nekad untuk melaksanakan persalinan beralaskan emperan toko. Setelah kedua kaki berhasil dikeluarkan, Bidan Siti Indri Yani langsung berusaha mengeluarkan tubuh dan lengannya. Kesulitan datang saat mengeluarkan bagian kepala, ternyata lehernya dililit oleh tali pusar. Cukup lama Bidan Siti Indri Yani berusaha, sebab semua orang tidak ada yag berani untuk menolongnya.

 

Setelah lilitan tali pusar berhasil dilepaskan, akhirnya bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut bisa keluar secara sempurna. Namun, meskipun sudah berhasil keluar, sang bayi tersebut didiga mengalami gangguan pada pernafasannya. Hal ini dikarenakan bayi tersebut tidak bernafas atau menangis saat keluar dari rahim ibunya.

 

Melihat hal tersebut Bidan Siti Indri Yani, langsung meminta kain yang dibawa oleh ibu-ibu yang biasa menggendong barang. Setelah bayi tersebut di bedong dengan kain, lalu bagian punggungnya di tepuk beberapa kali. Akhirnya bayi laki-laki tersebut bisa bernafas dan langsung menangis dengan kencang. Masyarakat yang menonton kejadian tersebut langsung bernafas lega, karena sang bayi bisa selamat.

 

Untuk memotong tali pusar ini Bidan Siti Indri Yani  tidak berani melakukan karena memerlukan alat yang steril. Ibu, anak dan Bidan Siti Indri Yani  ini akhirnya ditolong warga dengan menggunakan motor roda tiga ke Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

 

Siti Romlah tidak henti-hentinya berterimakasih kepada Bidan Siti Indri Yaniatas pertolongannya di pasar pabean tersebut. Bahkan dia meminta khusus kepada Bidan Siti Indri Yani untuk memberikan nama pada anaknya. Akhirnya Bidan Siti Indri Yani memberikan nama Wira Ananta Rudira yang merupakan motto dari satuan Kapal Selam dimana suaminya bertugas selama ini. Artinya dari nama itu adalah Tabah sampai Akhir. Hal ini mengingatkan ketabahan Ibu dan Anak tersebut saat proses persalinan di emperan toko Pasar Pabean. (yyan)


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad