Waduh..!!! Warga Madura Merasa Seperti Ditahan Saat Berada di RSLI - Kabar Surabaya

Terbaru

Wednesday, June 16, 2021

Waduh..!!! Warga Madura Merasa Seperti Ditahan Saat Berada di RSLI

Waduh..!!! Warga Madura Merasa Seperti Ditahan Saat Berada di RSLI 

 

Kabar Surabaya - Sebagaimana diketahui bersama, bahwa Kota Surabaya sangatlah serius untuk melakukan penanganan terhadap penularan Virus COVID-19. Seperti halnya saat daerah tetangga terdekatnya, yaitu Kabupaten Bangkalan Madura sedang mengalami lonjakan kasus Virus COVID-19. Tentu saja hal tersebut membuat Pemkot Surabaya bekerja keras untuk mengamankan wilayahnya.

 

Salah satu cara untuk mengamankan wilayah Kota Surabaya adalah dengan melakukan penyekatan di Jembatan Suranmadu pada kedua sisi, baik sisi Surabaya maupun sisi Madura. Kegiatan penyekatan ini dilakukan untuk melaksanakan SWAB Test kepada semua orang yang akan memasuki wilayah Kota Surabaya.

 

Apabila mereka yang di SWAB Tes ini hasilnya negatif, mereka boleh melanjutkan perjalanannya. Namun, apabila hasilnya positif mereka harus bersedia untuk dirawat di loksi karantina yang telah disediakan, yaitu di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya. Dilokasi ini mereka akan dirawat hingga sembuh dan sehat kembali.


Meningginya kasus di Kabupaten Bangkalan Madura tersebut, rupanya juga mempengaruhi tingkat ketersediaan tempat tidur di Rumah Sakit Lapangan Indrapura. Saat ini RSLI telah menggunakan sebanyak 363 bed dari total 400 bed yang tersedia. Rinciannya 65 bed dari kelompok para pekerja migran Indonesia (PMI), 189 bed untuk Klaster Madura, 12 bed untuk Klaster Pondok, dan 97 bed untuk Klaster Umum.


Dari data diatas, dapat terlihat bahwa hampir separuh kapasitas bed yang tersedia, telah digunakan untuk merawat masyarakat Madura. Rupanya, banyaknya warga Madura yang dirawat di RSLI tersebut, membuat tenaga medis sedikit mengalami kerepotan. 

 

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Radian Jadid, selaku Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 RSLI. Kebanyakan dari pasien warga Madura ini tidak mau mengikuti arahan dan tenaga medis yang bertuga di RSLI. Sangat sering Nakes yang bertugas ini memberikan edukasi dengan sabar, namun pasien Madura ini terlihat tidak bisa memahami.

 

Salah satu edukasi yang sering tidak dipatuhi oleh masyarakat Madura ini adalah kebiasaan untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Meskipun berulangkali diingatkan agar bisa membuang sampah dengan benar, mereka tetap saja tidak mematuhinya. Bahkan para petugas sampai mengingatkan dengan bahasa Madura, namun tetap saja tidak di patuhi.

 

Selain itu pasien warga Madura ini juga tidak mau mengikuti instruksi yang diberikan oleh para tenaga kesehatan. Seperti halnya ketika mereka diinstruksikan untuk mengambil obat di tenda medis. Mereka seakan enggan untuk mengambilnya, padahal sudah diberitahun melalui WA Grup maupun pengeras suara. Namun mereka tetap menolak.

 

"Obat-obatan itu kan tinggal mengambil di tenda medis, sudah kita diumumkan lewat grub WhatsApp pasien tidak mau datang, kami umumkan lewat pengeras suara juga enggak datang, seperti itu kendalanya," ucap Radian.


Menurut Radian, sikap warga Madura yang demikian ini dikarenakan mereka merasa seperti orang yang ditahan. Saat terkena penyekatan di Jembatan Suramadu, mereka merasa seperti sedang ditahan saat dibawa ke Rumah Sakit Lapangan Indrapura. 



"Jadi warga Madura ini saat masuk, mindset-nya adalah seperti orang tahanan, bukan mindset seperti orang yang sedang mencari kesembuhan," ucap Radian. (yyan)


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad