Warga Surabaya Ditemukan Tewas Misterius Di Pertapaan Indrokilo Pasuruan - Kabar Surabaya

Terbaru

Thursday, March 14, 2024

Warga Surabaya Ditemukan Tewas Misterius Di Pertapaan Indrokilo Pasuruan

Warga Surabaya Ditemukan Tewas Misterius Di Pertapaan Indrokilo Pasuruan 


Kabar Surabaya - Wafatnya seorang warga Surabaya di Pertapaan Indrokilo, Minggu (10/3) malam, bukanlah kejadian yang baru. Belasan pengunjung lainnya juga telah meninggal di tempat tersebut, sehingga kejadian ini dianggap biasa oleh warga Dusun Talunongko, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.


Rasid, yang juga ketua Pokdarwis Panji Laras, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2006, sudah ada 11 pengunjung atau pertapa yang meninggal di Pertapaan Indrokilo. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya meninggal di lokasi pertapaan tersebut, termasuk yang terakhir dari Surabaya.



Para pengunjung yang meninggal kebanyakan berusia antara 40-60 tahun dan sebagian besar meninggal dalam perjalanan menuju Indrokilo. Alasan kematian mereka kebanyakan karena sakit yang kambuh atau tidak fit namun tetap memaksakan diri untuk berkunjung.


Pertapaan Indrokilo, yang terletak di lahan milik Perhutani dan diawasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) XI Jatim, menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh banyak orang. Harusnya, ada pos perizinan dan pemeriksaan di tempat ini untuk menyaring pengunjung yang tidak dalam kondisi baik. Namun, kenyataannya tidak ada pos tersebut, dan pengunjung bisa mencapai belasan hingga ratusan orang setiap harinya.


Pokdarwis Panji Laras memiliki kewenangan dari desa untuk menjaga dan melestarikan situs di Indrokilo, tetapi mereka tidak memiliki pos perizinan atau pemeriksaan. Walaupun sudah memberikan peringatan kepada pengunjung agar menjaga kebersihan dan kelestarian situs, namun hal tersebut tidak dihiraukan.


Koordinator Juru Pelihara (Jupel) dari BPK XI Jatim wilayah Pasuruan, Astono, mengakui bahwa tidak ada pos izin atau pemeriksaan di Pertapaan Indrokilo. Meskipun demikian, pengunjung dapat masuk tanpa membayar tarif. Sebelumnya, ada jupel di sana, namun mengundurkan diri dan belum ada penggantinya.


Astono berjanji untuk membahas kebutuhan pos izin di Pertapaan Indrokilo, termasuk berkoordinasi dengan desa, pokdarwis, dan Perhutani. Jika diperlukan, pihaknya akan menyampaikan ke kantor BPK XI.


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad