Kabar Surabaya - Sudah lebih dari tiga bulan ini, Virus COVID-19 melanda Indonesia. Seperti halnya di Provinsi Jawa Timur yang pernah dinyatakan sebagai provonsi merah, karena hapir tidak ada satupun kabupaten / kota yang tidak terpapar oleh Virus Corona ini. Meskipun saat ini perkembangannya semakin baik dan beberapa daerah sudah berubah kembali ke Zona Kuning dan Zona Hijau, namun pertambahan pasien positif COVID-19 ini terus saja terjadi.
Maka tidak heran kalau Provinsi Jatim masih menduduki tiga besar jumlah pasien positif COVID-19, dan bersaing ketat dengan DKI Jakarta. Dengan banyaknya warga yang dinyatakan positif COVID-19 ini, maka hal ini juga membuat resiko yang harus ditanggung oleh tenaga medis juga semakin tinggi. Karena merekalah garda terdepan untuk bertarung melawan Corona guna berusaha untuk menyembuhkan pasien.
Resiko yang harus dialami oleh tenaga medis ini tidaklah main-main. Mereka bisa saja dengan mudahnya tertular dari pasien dan akhirnya meninggal dunia. Jika hal ini terus terjadi maka jumlah tenaga medis akan sangat berkurang, padahal jumlah masyarakat yang terpapar oleh Virus COVID-19 ini semakin banyak.
Dokter dengan nama lengkap dr.Arief Basuki, SpAn ini meninggal dunia pada Hari Selasa (30 Juni 2020) pukul 17.25wib. Beliau adalah dokter spesialis anastesi yang melayani pasien COVID-19 di ruangan Intensif care Unit (ICU).
Kronologis terpaparnya dr.Arief Basuki, SpAn ini sudah diketahui sejak seminggu yang lalu. Setelah diketahui kalau dokter sprsialis anastesi ini positif COVID-19, beliau langsung dirujuk ke RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Karena kondisi klinisnya sudah berat, maka saat di rumah sakit milik Pemprov Jatim ini beliau dipasangkan alat ventilator guna membantu pernafasan.
Sekitar seminggu setelah mendapatkan perawatan secara intensif, dr.Arief Basuki, SpAn dinyatakan meninggal dunia pada hari Selasa (30/06/2020) pada pukul 17.25wib. Dengan meninggalnya dr.Arief Basuki, SpAn ini , maka tugas tenaga medis yang masih ada saat ini akan menjadi lebih berat lagi. Mengingat Kota Suirabaya masih merupakan kota tertinggai dalam pertambahan pasien COVID-19.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya, dr Brahmana Askandar memaparkan bahwasannya Kota Surabaya sangat kehilangan tenaga medis handalnya. Apalagi dr.Arief Basuki, SpAn memang bertugas langsung untuk merawat pasien COVID-19. Hingga saat ini setidaknya sudah ada lima dokter yang meninggal dunia di Kota Surabaya jarena terpapar oleh COVID-19.
Sedangkan untuk Provinsi Jatim setidaknya sudah ada 10 dokter yang meninggal dunia karena Corona. dr Brahmana Askandar berharap bahwa meninggalnya dr.Arief Basuki, SpAn ini adalah hal terakhir kalinya. Beliau berharap tidak ada lagi tenaga medis, baik dokter maupun perawat yang meninggal dunia lagi. Karena saat ini kondisinya semakin gawat, dan jumlah pertumbuhan pasien positif COVID-19 masih terus naik.
Dalam kesempatan ini dr Brahmana Askandar juga berharap agar masyarakat bisa mematuhi semua protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah. Seperti halnya memakai masker, mencuci tangan dengan sabun serta melakukan jaga jarak adalah hal harus dijaga selama pandemi COVID-19 ini masih tetap berlangsung. Jangan sampai rumah sakit overload karena banyaknya pasien, sementara tenaga medis yang ada malah berguguran. (yyan)
No comments:
Post a Comment