Tidak mau Kalah dari "Baim Wong", Agus Gratiskan Dagangan untuk Anak Yatim, Meski Penghasilannya Hanya dua Puluh Ribu
Kabar Surabaya - Pada saat musim pandemi COVID-19 seperti saat ini, hampir semua sektor usaha mengalami kesulitan. Mulai dari usaha yang berwujud pabrikan hingga usaha di bidang UMKM. Hampir semua sektor mengalami kelesuan di bidang penjualan. Kalau pada masa sebelum pandemi Corona menyerang omzetnya sangat bagus, saat ini bisa hanya menjadi setengahnya saja. Bahkan ada yang tidak memiliki omzet yang akhirnya merugi dan bangkrut.
Kondisi ini juga dialami Agus yang kesehariannya berjualan gorengan berupa sosis, siomay, tahu, pentol dan gorengan lainnya. Setiap hari pria paruh baya ini menjajakan dagangannya keliling Kota Surabaya dengan menggunakan motornya. Usaha ini sudah ditekuninya sejak anak pertamanya lahir, dan saat ini beliau memiliki tiga orang anak.
Dalam menjajakan dagangannya Agus memiliki perhatian khusus kepada anak Yatim. Setiap ada anak yatim yang membeli dagangannya. Agus tidak mau dibayar. Beliau bahkan menggratiskan dagangannya untuk anak Yatim yang ditemuinya. Sehingga anak-anak Yatim ini bisa merasakan nikmatnya gorengan Agus dengan gratis tanpa syarat apapun.
Agus lalu menanyakan mengapa anak tersebut hanya diam saja. Ternyata anak tersebut tidak memiliki uang jajan seperti anak lainnya. Setelah Agus bertanya lebih jauh, anak tersebut adalah seorang anak Yatim. Sejak itulah hati Agus terasa seperti terketuk dan akhirnya beliau berjanji untuk terus menggratiskan dagangan gorengannya kepada semua anak Yatim yang ditemuinya.
Meski selalu menggratiskan dagangan gorengannya untuk anak Yatim, Agus ternyata bukanlah orang yang penghasilannya besar. Dalam sehari di saat normal, Agus hanya bisa mendapatkan penghasilan Rp.40.000. Namun saat Corona seperti ini penghasilannya merosot menjadi Dua Puluh Ribuan saja perharinya.
Dengan penghasilan tidak sampai Rp 50.000 perhari, Agus masih harus menafkahi Istri dan tiga orang anaknya. Ke-tiga anak Agus ini masing-masing berusia 17 tahun, 9 tahun, dan 4 tahun. Dari ketiga anaknya ini, anak yang paling bontot ternyata menderita sakit sejak dua tahun yang lalu.
Anak bungsu Agus ini menderita kelainan di paru-parunya. Menurut dokter yang memeriksanya, kondisi paru-paru anak ke-3 nya ini kotor. Hal inilah yang akhirnya membuatnya mengalami gizi buruk. Sempat di Opname di RSUD.dr.Soetomo dan menjalani terapi di RS.dr.Soewandhi Surabaya, akhirnya kondisinya bisa membaik. Namun sejak munculnya COVID-19 terapi ini dihentikan sementara. Menurut Agus, pihak Puskesmas menyarankan stop terapi untuk sementara, karena banyak terjadi kasus COVID-19 di rumah sakit dan anak kecil sangat rawan untuk tertular.
Sifat Agus yang sering berikan dagangan gratis untuk anak Yatim ini terkadang sering mandapatkan cibiran.
"Keluarga kamu saja belum cukup, kok kasih-kasih ke orang lain. Istrimu saja masih serba kekurangan kok," kata Agus menirukan orang yang mencibirnya.
Bukan hanya cibiran dari orang-orang, bahkan pada awalnya istri sangat keberatan dengan sifat Agus yang suka berikan gorengan kepada anak yatim. Namun seiring dengan berjalannya waktu, sang istri akhirnya mengerti bahkan saat ini sangat mendukung sifat suaminya tersebut.
"Jadi meskipun terkadang pulang kerumah tidak bawa apa-apa, sudah ga ada yang marah...yang penting kita iklash. nanti juga ada rejeki sendiri untuk saya," yakin Agus.
Apa yang dipercaya oleh Agus ini memang benar. karena terkadang ada orang yang tidak beliau kenal tiba-tiba datang untuk memberikan bantuan. Agus meyakin bahwa apapun yang terjadi, tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah, Apapun kondisinya Agus akan terus berbagi, terutama bagi anak Yatim. (yyan)
No comments:
Post a Comment