Kabar Surabaya - Pada tanggal 8 Juli 2020 lalu, Kawasan Surabaya Raya (Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik) sudah tidak menerapkan lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lagi. Ketiga Kepala Daerah yang bersangkutan saat itu memohon agar PSBB Surabaya Raya tidak dilanjutkan ke Jilid-4. Saat itu mereka juga berjanji akan berdaya upaya untuk menurunkan tingkat penyebaran Virus COVID-19 di daerahnya masing-masing.
Perkembangan setiap daerah dalam penangan COVID-19 ini rupanya mendapatkan pantauan terus dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Data yang dipantau ini meliputi Attack rate, Transmition Rate dan bagaimana tingkat kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan yang telah di terapkan.
Berdasarkan pantauan dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Jawa Timur (Jatim), perkembangan Kota Surabaya dalam penanganan Virus Covid-19 ini masig belum ada kemajuan yang berarti. Sampai saat ini Kota Pahlawan masih nangkring di nomor wahid penambahan pasien positif Corona di Provinsi Jawa Timur.
Selain itu, angka Attack Tate Kota Surabaya juga cukup mengerikan. Data yang diungkapkan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Jawa Timur, angkanya mencapai 139,7. Hal in menunjukkan kalau dari 100.000 warga Kota Surabaya, 140 orang dinyatakan Positif COVID-19. Angka ini terbilang sangat tinggi. Mengingat angka rata-rata untuk Provinsi Jawa Timur saja hanya mencapai 19.7 saja.
Sedangkan untuk Transmition Rate-nya, ternyata mengalami kenaikan dibandingkan saat PSBB dilaksanakan. Nilai Transmition Rate-nya sudah mencapai angka 1.22. Untuk angka Transmition Rate-nya Jawa Timur sendiri saat ini berkisar 1.1.
Selain data diatas, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Jawa Timur ternyata juga malakukan penilaian terhadap tingkat kepatuhan masyarakat Surabaya raya terhadap protokol kesehatan yang telah diterapkan. Ternyata aturan dasar seperti pemakaian masker dan jaga jarak (Physical Distancing) seringkali tidak dipatuhi.
Setelah penerapan PSBB usai, warga Surabaya Raya sepertinya sudah menganggap COVID-19 sudah hilang, padahal kenyataannya masih ada disekitar kita.
Joni Wahyuhadi, selaku Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, menjelaskan, jika kondisinya seperti ini, apabila sesuai dengan teori, maka lebih baik dikembalikan lagi ke masa restriksi (PSBB).
Hal ini disampaikan oleh Joni dalam paparannya didepan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla yang saat itu datang ke Gedung Negara Grahadi Surabaya, pada Hari Rabu (17/6/2020).
"Nilai Attack rate dan angka transmission rate Surabaya Raya kembali naik lagi usai PSBB, Ini sangat mengecewakan," kata Joni. (yyan)
Hal ini disampaikan oleh Joni dalam paparannya didepan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla yang saat itu datang ke Gedung Negara Grahadi Surabaya, pada Hari Rabu (17/6/2020).
"Nilai Attack rate dan angka transmission rate Surabaya Raya kembali naik lagi usai PSBB, Ini sangat mengecewakan," kata Joni. (yyan)
No comments:
Post a Comment