OPM Ancam Tembak Mati Warga Jawa: Ancaman Terbuka yang Kian Membakar Papua - Kabar Surabaya

Thursday, June 12, 2025

demo-image

OPM Ancam Tembak Mati Warga Jawa: Ancaman Terbuka yang Kian Membakar Papua

opm-ancam-bunuh-orang-jawa

OPM Ancam Tembak Mati Warga Jawa: Ancaman Terbuka yang Kian Membakar Papua


Kabar Surabaya - Papua kembali bergejolak. Di balik hamparan hutan hijau dan pegunungan sunyi, kata-kata tajam kini dilontarkan dari jantung salah satu kelompok separatis paling keras: Organisasi Papua Merdeka (OPM).



Lewat sayap militernya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap Sinak, sebuah ultimatum mengejutkan muncul pada 9 Juni 2025. Bukan sekadar seruan perlawanan biasa, tapi sebuah ancaman terang-terangan: "Tinggalkan Papua, atau kami tembak mati." Targetnya? Seluruh orang Jawa dan siapa pun yang dianggap sebagai "sekutu Jakarta."


Dalam pesan yang disebarkan melalui saluran komunikasi mereka, TPNPB menyatakan perang terhadap pemerintah Indonesia. Tidak hanya aparat keamanan, tapi juga anggota DPR, pejabat daerah, kepala instansi, hingga warga sipil non-Papua disebutkan secara eksplisit sebagai sasaran.


Ancaman ini bukan muncul dalam ruang hampa. Beberapa pekan terakhir, bentrokan bersenjata antara kelompok separatis dan aparat TNI-Polri meningkat tajam. Kerugian besar di pihak OPM, termasuk tewasnya sejumlah anggotanya, diyakini menjadi pemicu radikalisasi dan melambungnya retorika kekerasan.


/div>

Kini, bayang-bayang konflik makin nyata. Warga sipil—terutama pendatang dari luar Papua—diliputi rasa takut. Di kota-kota kecil dan pelosok pedalaman, kecemasan tumbuh. Tak hanya soal keselamatan fisik, tapi juga tentang masa depan kohesi sosial dan perdamaian antarsuku di tanah yang selama ini menyimpan luka sejarah.


Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah pusat, TNI, maupun Polri. Namun tekanan publik untuk mengambil langkah cepat dan tegas kian kuat. Pemerintah dihadapkan pada tantangan besar: meredam konflik tanpa memperkeruh luka lama, menjaga keamanan tanpa memperdalam stigma dan segregasi.


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Contact Form

Name

Email *

Message *

Contact Form

Name

Email *

Message *