Maling Motor Jadi Sansak Hidup Warga Ketika Kepergok Saat Kebakaran Pizaa Hut - Kabar Surabaya

Friday, June 13, 2025

demo-image

Maling Motor Jadi Sansak Hidup Warga Ketika Kepergok Saat Kebakaran Pizaa Hut

maling-motor-saat-kebakaran-pizza-hut
Maling Motor Jadi Sansak Hidup Warga Ketika Kepergok Saat Kebakaran Pizaa Hut


Kabar Surabaya – Malam itu, langit Surabaya dihiasi semburat merah membara. Api mengamuk di sebuah restoran pizza di kawasan Jalan Raya Darmo, Keputran, Tegalsari. Warga berkumpul, mata terpaku pada kobaran si jago merah yang melahap bangunan. Asap mengepul tinggi, membungkus malam dengan aroma arang dan kepanikan. Di tengah kekacauan dan jerit sirine pemadam kebakaran, seorang pria menyelipkan niat busuknya dalam kepulan asap: mencuri motor milik warga.


Sebuah Kesempatan dalam Kesempitan


Ungkapan “mencari kesempatan dalam kesempitan” seolah menemukan wujud nyatanya malam itu. Di tengah kebakaran yang memecah keheningan kota, seorang pria tak dikenal menyusup di antara kerumunan warga, mendekati sebuah motor Honda Vario yang terparkir di tepi jalan.


Motor itu milik Rovano, seorang warga yang sedang menyaksikan proses pemadaman. Awalnya, ia tak curiga. Ia pikir pria itu sekadar hendak memindahkan motornya sendiri, mungkin karena menghalangi jalur evakuasi. Tapi ada yang janggal. Pria itu tak sekadar memegang motor — ia mencengkram setirnya erat, lalu mendorongnya dengan gerakan tergesa.


Teriakan yang Membuka Tabir

Kecurigaan berubah menjadi kepastian ketika Rovano melihat motor kesayangannya mulai dituntun menjauh.

HEI, ITU MOTOR SAYA!” teriaknya lantang, memecah hiruk-pikuk kebakaran.

Teriakan itu menjadi pelatuk yang memicu kejar-kejaran dramatis. Si pelaku, panik, langsung melesat lari, menembus kerumunan, memanfaatkan kekacauan sebagai tameng. Namun warga lebih sigap. Rovano, bersama penduduk setempat dan bahkan beberapa petugas pemadam, beralih dari memadamkan api ke mengejar pencuri.


Lari dari Api, Terbakar Amarah Warga

Aksi pengejaran berlangsung seru. Si pelaku berlari zig-zag, seperti tikus yang mencoba keluar dari jebakan. Ia berusaha menghindari tangkapan, menabrak kerumunan, melawan arus warga yang kian emosi. Tapi harapan pelarian itu kandas setelah 100 meter berlari. Jumlah pengejarnya terlalu banyak, dan niat jahatnya akhirnya dibayar lunas: ia berhasil ditangkap.

“Pelaku sudah merusak kunci setir pakai kunci T. Motornya sudah nyala,” ungkap Rovano, masih terengah, tapi dengan sorot mata puas.


Dalam Tragedi, Ada Wajah Lain

/div>

Makrus, saksi lain yang berada di lokasi, menyebut si pelaku seperti hantu yang berusaha menghilang di balik kabut asap.

“Dia sempat lari muter-muter, coba ngibulin warga. Tapi ya akhirnya kejebak juga,” kata pria asal Tuban itu.

Kapolsek Tegalsari, Kompol Rizki Santoso, membenarkan penangkapan tersebut. Menurutnya, pelaku telah diamankan di Mapolsek dan sedang dalam pemeriksaan intensif.

“Motorna memang sudah dalam kondisi menyala, tinggal dibawa kabur. Untungnya korban cepat menyadari, dan warga pun sigap,” ujar Rizki.


Kejahatan Tak Pernah Mengenal Waktu

Di tengah tragedi, ternyata niat jahat tak pernah menunggu waktu yang tepat—ia justru tumbuh subur dalam kekacauan. Untung saja malam itu, amarah warga lebih cepat dari langkah si pelaku. Api boleh saja membakar bangunan, tapi solidaritas warga yang membara malam itu lebih menyala dari kobaran apa pun.


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Contact Form

Name

Email *

Message *

Contact Form

Name

Email *

Message *