Pak Mister, Sang Nahkoda Terakhir Di Kalimas Surabaya - Kabar Surabaya

Terbaru

Thursday, July 23, 2020

Pak Mister, Sang Nahkoda Terakhir Di Kalimas Surabaya


Kabar Surabaya - Sejarah panjang Kota Surabaya tidak bisa dipisahkan dari keberadaan sungai Kalimas yang cukup melegenda. Sungai yang membelah Kota Surabaya ini merupakan pecahan dari Kali Brantas yang mengalir dari Kota Mojokerto. Air dari Kalimas ini langsung bermuara di laut melewati Surabaya kawasan utara. Karena selalu mengandung lumpur, maka air dari sungai Kalimas ini cenderung berearna kecoklatan. Dari sinilah sebutan mas itu berasal, karena seperti warna emas.


Legenda dari nama Kota Surabaya-pun tidak lepas dari keberadaan sungai Kalimas ini. Ada tiga cerita asal mula dari Kota Surabaya yang bersumber dari Sungai Kalimas ini. Pertama, disungai inilah hewan Buaya dan Hiu bertarung untuk memperebutkan kekuasaan. Kedua, adanya pertikaian antara Adipati Jayengrono yang memiliki Ilmu Buaya dan Sawunggaling yang memiliki ilmu Suro (Hiu). Mereka berdua bertempur di Sungai Kalimas selama 7 hari 7malam hingga menewaskan keduanya. Versi ketiga adalah terdapat sebuah desa ditepian sungai Kalimas yang bernama Churabaya.

Pada jamannya. Sungai Kalimas adalah sungai tersibuk di Kota Surabaya. Pada waktu itu hampir semua orang menggunakan perahu sebagai sarana transportasinya. Maka tidak heran apabila di gedung Grahadi saat ini masih terdapat bekas dermaga tempat bersandarnya perahu. Bangunan Heritage yang ada disekitaran Sungai Kalimas sebagai salah satu bukti kalau sungai ini pada zamannya memegang peranan penting bagi pembangunan kota.

Salah satu peninggalan transportasi pada masa lalu yang saat ini masih eksis adalah Perahu Tambang. Perahu Tambang ini adalah alat transportasi yang digunakan untuk menyebrang sungai dari satu sisi kesisilainnya. Biasanya banyak orang yang memanfaatkan jasa Perahu Tambang ini, untuk menghemat waktu dan tanaga. Daripada memutar lewat jembatan yang jaraknya jauh, maka lebih ekonomis apabila menggunakan jasa Perahu Tambang ini.

Bentuk dari Perahu Tambang ini sendiri mirip dengan perahu nelayan pada umumnya. Hanya saja permukaannya lebih lebar dan lebih datar. Tenaga penggeraknya bukanlah sebuah dayung, melainkan seutas tali tambang yang dibentangkan pada kedua tepian sungai. Untuk menggerakkan perahu, Sang Nahkoda harus sekuat tenaga mengerahkan tenaganya pada sutas tambang tersebut agar perahu bisa berjalan 


Dahulu sepanjang aliran Sungai Kalimas ini awalnya terdapat beberapa jasa penyeberangan yang menggunakan Perahu Tambang. Namun sekarang hanya tersisa satu. Yaitu Perahu Tambang yang dinahkodai oleh Abah Mister. Pria asli Madura ini menuturkan kalau awalnya di sepanjang Sungai Kalimas ini terdapat tiga Perahu Tambang. Semua Perahu Tambang ini milik Persatuan Angkatan Laut.
namun sekarang sudah menjadi milik perseorangan.

Jasa penyebrangan dengan Perahu Tambang ini berdiri sejak tahun 1952. Abah Mister sendiri mulai menahkodai Perahu Tambang pada tahun 1962. Menurut kakek berusia 70 tahun ini, sampai sekarang Sungai Kalimas ini tidak pernah mengalami banjir. Pada awal dirinya menjadi nahkoda, lebar sungai Kalimas ini hanya separuhnya saja. Namun pada tahun 1969 di mulai pembongkaran rumah di tepian sungai dan sungai diperlebar.


Pada tahun 1980 tepian sungai sudah mulai dipondasi/diplengseng pada tepiannya, hingga saat ini. Sedangkan untuk warna air sendiri, saat musim penghujan warna air berwarna keruh, namun saat musim kemarau warnanya bisa sedikit jernih.

Perahu Tambang yang dikendarai oleh Abah Mister ini hanya berganti sebanyak empat kali semenjak tahun 1962. Perahu Tambang ini dipesan khusus dari kenjeran dengan bahan kayu jati.Terakhir diganti, perahu ini pada tahun 1979 silam.


Dengan perkembangan transportasi yang sudah modern seperti saat ini, keberadaan Perahu Tambang ini semakin tersisihkan. Hal ini juga berdampak dengan pendapatan dari Perahu Tambang ini. Abah Mister menuturkan bahwa dulu pada masa jayanya, dalam sehari bisa mendapatkan sekitar 50ribu/hari.


Namun saat ini hanya bisa mendapatkan 15ribu/hari sudah sangat bersyukur. Hal ini karena kondisi transportasi yang semakin baik dan banyak, apalagi ditambah kemunculan ojek online yang bisa mengantarkan pelanggan dari rumah langsung ke tempat tujuan.

Saat ini, dengan tarif sekali penyeberanganhanya Rp 2000,-, Abah Mister masih bertahan untuk menjadi nahkoda di Perahu Tambang. Dirinya bersedia membantu masyarakat yang akan menyeberang dari Jalan Kalibokor ke Jalan Dinoyo, atau sebaliknya. Bahkan saat ini beliau tidak mematok jam operasional untuk Perahu Tambangnya. kapanpun ada orang yang mau menyeberang beliau akan langsung sigap untuk melabuhkan Perahu Tambangnya. (yyan)    

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad