Nyawa Diujung Tanduk Saat Truk Tertinggal Konvoi, Saksi Beringasnya Aremania Di Kanjuruhan - Kabar Surabaya

Terbaru

Saturday, October 29, 2022

Nyawa Diujung Tanduk Saat Truk Tertinggal Konvoi, Saksi Beringasnya Aremania Di Kanjuruhan

Nyawa Diujung Tanduk Saat Truk Tertinggal Konvoi, Saksi Beringasnya Aremania Di Kanjuruhan


Kabar Surabaya - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi tepat di Hari Kesaktian Pancasila benar-benar membuat semua pihak merasakan trauma yang menyakitkan. Pertandingan antara Arema Malang dan Persebaya Surabaya ini berakhir dengan kemenangan untuk kubu Persebaya dengan skor 2-3. Pertandingan bertajuk derbi Jawa Timur ini memang telah terasa panas, bahkan sebelum pertandingan tersebut dimulai. 

 

Saking panasnya atmosfer derby Jatim ini, sampai saat ini, tercatat 135 nyawa Aremania telah melayang. Selain itu ada juga 2 petugas Kepolisian yang tewas akibat peristiwa tersebut. Tidak itu saja, para pemain dan Official Persebaya juga harus berjuang demi keselamatan nyawa mereka. Terutama bagi 3 orang Official Persebaya yang kendaraan yang ditumpanginya terpisah dari konvoi saat akan kembali ke Kota Surabaya.

 


Panasnya pertandingan antara Armana Malang dan Persebaya Surabaya ini sudah terasa saat pemain Persebaya berangkat menuju hotel di Malang. Saat bus pemain sampai diruas jalan tol, semua personel Persebaya harus rela untuk pindah ke mobil Baracuda milik Kepolisian. Sudah ada 4 mobil yang dipersiapkan. Bagi sebagian besar punggawa Persebaya dan seluruh pemain asing, hal tersebut merupakan pengalaman yang pertama.

 

Sesampainya dihotel, suasana sudah tampak menegangkan. Puluhan petugas Kepolisian dan unsur Brimob dengan senjata laras panjang sudah memenuhi pelataran hotel tempat para pemain Persebaya beristirahat sejenak. Leo Lelis, salah satu pemain asing Persebaya sudah merasakan bahwa pertandingan kali ini benar-benar serius dan dalam situasi yang tidak biasanya. Apalagi Kapolrestabes Surabaya langsung datang ke hotel guna memberikan keamanan tambahan kepada para pemain.

 

Sambutan selamat datang dari Aremania langsung mereka terima saat iring-iringan pemain yang terdiri dari Patwal motor, 2 unit Patwal mobil, 4 unit Baracuda dan 1 unit truk pasukan Brimob. Saat kendaraan melintas disekitar suporter, tampak dari mereka banyak yang sudah melakukan pelemparan. Kata umpatan seperti jancok dan acungan jari tengah tampak sangat jelas terlihat. Namun saat itu pemain merasa bahwa psywar tersebut sangat lumrah saat pertandingan derbi seperti ini.

 

Suasana Psywar juga dialami oleh Kitman Persebaya, Sutrisno. Saat meletakkan peralatan untuk pemanasan para pemain, dirinya sempat dipanggil oleh para suporter yang memang jaraknya sangat dekat dengan lapangan. Saat menoleh kebelakang, para suporter langsung memakinya dengan kalimat Jancok, Bonek jancok. Bahkan ada pula yang melempar beras kuning yang biasanya dipakai saat mengantarkan jenazah ke pemakaman. 

 

Psywar untuk para pemain lebih keras lagi. Tidak terhitung berapa lempara botol aqua yang harus diterima oleh para pemaian dan official saat mereka berada didalam lapangan. Chant Rasis seperti Bonek jancok dibunuh saja dan acungan jari tengah masih terdengar sepanjang laga. Bahkan ada spanduk besar bertuliska Kiamatmu di Malang juga tampak dibentangkan oleh para suporter.

 

Setelah peluit panjang dibunyikan, para pemain Persebaya langsung melarikan diri untuk masuk kedalam Stadion. Saking cepatnya, mereka tidak sempat lagi untuk melakukan sujud syukur. Saat itu lemparan kepada pemain Persebaya tampak menjadi-jadi. Tdak ada pelemasan otot, karena dalam waktu 5 menit mereka harus sudah menaiki mobil Baracuda. Saat itu semua pelatih dan pemain naik ke Baracuda. Sedangkan bagian media Persebaya naik mobil Patwal yang ada di depan. Dua orang official lagi naik ke Truk Brimob.



Disinilah kisah horor bagi Officiap Persebaya dimulai. Mobil Patwal yang ditumpangi oleh Media Persebaya tidak bisa berjalan, sehingga semua rombongan otomatis juga tidak bisa berjalan. Saat itu Aremania meletakkan barikade besi didepan mobil Patwal. Selain itu mereka melemparinya dengan batu baving dan memukulkan batang-batang bambu hingga mobil dalam keadaan hancur. Saat itu juga Roy, Media Persebaya langsung diselamatkan dan berpindah ke dalam truk Brimob.


Rombongan Official Persebaya ini tertahan cukup lama karena peristiwa tersebut. Sekitar hampir dua jam, akhirnya rombongan bisa berangkat. Disepanjang perjalanan mereka mendapatkan umpatan, jari tengah dan lemparan dari para suporter. Bahkan kaca depan baracuda terlihat pecah akibat lemparan tersebut. Meski demikian mereka masih tetap melaju dan melihat dua mobil patwal yang sudah dibakar oleh para suporter.


Namun, kejadian naas dialami oleh Truk Brimob yang berisikan 3 official dai Persebaya. Mereka tertinggal oeh rombongan karena truk menabrak kendaraan Aremania yang diparkir di tepi jalan. Seketika itu juga  truk terebut langsung diserbu oleh Aremania. Lemparan paving, batu, besi langsung tertuju pada truk yang hanya berdinding terpal tersebut. Mendapat serbuan tersebut, otomatis personel Brimob berusaha menangkisnya dengan tameng yang ada.

 

Saat itu ketiga Official Persebaya juga berupaya berlindung dengan menggunakan tameng yang ada. Saking masifnya lemparan yang terjadi, tameng-tameng tersebut sampai pecah. Bahkan tameng cadangan yang ada sampai habis dan pecah. Hingga akhirnya para official ini pasrah akan nasibnya jika memang mereka harus tewas di Kanjuruhan. Ketegangan makin memuncak saat dinding terpal truk ditusuk oleh bambu dan kayu. Parahnya, ujung bambu dan kayu tersebut rupanya sudah dililit kain dan dibakar pada ujungnya, Hal tersebut langsung membuat dinding terpal terbakar.

 


Beruntungnya, saat itu ada bala bantuan personel yang datang dan mengevakuasi mereka. Ketiga official tersebut langsung dibawa kembali kedalam stadion. Dalam perjalanannya mereka langsung dilindungi oleh personel bertamng, karena lemparan kepada mereka tidak pernah berhenti walah hanya sedetik. 


Dengan kembalinya ketiga official kedalam Stadion Kanjuruhan, maka official Persebaya yang masih bertahan didalam menjadi 5 orang termasuk Sutrisno dan rekannya. Sutrisno dan rekannya memang bertahan didalam ruang ganti pemain karena membawa peralatan yang cukup banyak. Dirinya juga menjadi saksi bagaimana para suporter Aremania yang harus meregang nyawa saat keluar dari Stadion Kanjuruhan. Kelima Offiicial tersebut bisa keluar Stadion pada pukul 02.00wib saat semuanya sudah benar-benar aman. (yyan)  


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad