MENCEKAM !!!, KAI DAOP 8 Gubeng Dan Begandring Soerabaia Evakuasi 3000 Pasien dari RS.Simpang Surabaya
Kabar Surabaya - Pada pertempuran besar yang terjadi di Surabaya pada November 1945, kontribusi tidak hanya datang dari para pejuang dan masyarakat Surabaya, tetapi juga dari para pegawai Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI). Mereka memainkan peran penting dalam evakuasi korban perang yang terluka, terutama melalui jalur kereta api.
Sebagai upaya mengenang peran kereta api dalam peristiwa heroik tersebut, digelar teatrikal bertajuk Kereta Api Terakhir. Teatrikal ini menghidupkan kembali suasana mencekam di Stasiun Surabaya Gubeng lama pada masa evakuasi November 1945.
Di masa itu, suasana di Stasiun Surabaya Gubeng sangat berbeda. Pada malam-malam evakuasi, sekitar 3.000 korban perang, termasuk pasien dari RS Simpang yang kewalahan menangani jumlah korban, diangkut menggunakan kereta api menuju daerah yang lebih aman. Wilayah seperti Sidoarjo, Pasuruan, Jombang, Probolinggo, hingga Jember menjadi tujuan utama, di mana para korban bisa mendapatkan perawatan yang memadai.
Evakuasi berlangsung dalam kondisi sulit, di tengah serangan mortir dan meriam Inggris. Selama tiga malam, dari 17 hingga 20 November 1945, proses penyelamatan ini dilakukan dalam kegelapan, hanya diterangi temaram lilin di stasiun. Tandu-tandu berisi korban luka dan perlengkapan medis diangkut ke dalam gerbong kereta api yang terus keluar masuk Stasiun Gubeng.
Teatrikal Kereta Api Terakhir digelar di Stasiun Surabaya Gubeng lama, Minggu (17/11), sebagai bagian dari upaya mengenang peristiwa ini. Acara ini diinisiasi oleh PT KAI Daop 8 Surabaya bersama komunitas sejarah Begandring Soerabaia. Ketua komunitas, Achmad Zaki Yamani, menyatakan bahwa banyak masyarakat yang belum mengetahui peran besar DKARI dalam evakuasi korban perang 10 November.
No comments:
Post a Comment