Seperti Ini Fakta Siswa SMP Surabaya yang Menjadi Korban Perundungan - Kabar Surabaya

Terbaru

Sunday, December 15, 2024

Seperti Ini Fakta Siswa SMP Surabaya yang Menjadi Korban Perundungan

Seperti Ini Fakta Siswa SMP Surabaya yang Menjadi Korban Perundungan


Kabar Surabaya - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya terus memberikan pendampingan kepada seorang siswa SMP berinisial CW yang melaporkan dirinya sebagai korban perundungan di sekolah. Pendampingan intensif telah dilakukan sejak Oktober 2024, setelah CW pertama kali melaporkan insiden tersebut.




Kronologi Insiden Perundungan
Kasus ini mencuat setelah terjadi insiden di kolam renang saat pelajaran olahraga. Kepala DP3APPKB Surabaya, Ida, menjelaskan bahwa CW sempat terlibat dalam interaksi fisik dengan teman-temannya. “CW memegang pundak temannya, sehingga membuat temannya kesulitan bergerak. Temannya kemudian berontak, dan CW sempat menendang area sensitif temannya. Temannya lalu membalas dengan memegang area sensitif CW,” ujar Ida.


Setelah kejadian tersebut, CW melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian pada Oktober 2024. Ia bahkan mendatangi kantor DPRD Kota Surabaya untuk menyampaikan keluhannya. CW juga sempat mengadukan permasalahannya ke posko pemenangan Eri Cahyadi-Armuji di Jalan Kartini. DP3APPKB kemudian menjemput CW untuk memastikan ia pulang dengan aman ke rumahnya.



/div>
Pendampingan Khusus untuk CW
Dalam proses pendampingan, CW mendapatkan perhatian khusus dari pihak sekolah dan DP3APPKB. Untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan, CW diminta beristirahat di ruang guru selama jam istirahat. Jadwal sekolahnya juga diatur agar tidak setiap hari hadir di kelas.


Pendampingan psikologis juga diberikan secara intensif. CW telah menjalani pemeriksaan di RS Jiwa Menur oleh psikiater anak. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa CW memiliki kecenderungan hiperaktif dan kesulitan belajar (slow learner). Namun, terapi yang diberikan sempat terhenti karena keluarga CW membawa pulang anak tersebut sebelum proses selesai.

"Kami membawa CW ke RS Jiwa Menur sebagai bentuk upaya untuk membantu. Sayangnya, stigma masyarakat terhadap rumah sakit jiwa seringkali negatif. Padahal, anak ini dirawat oleh psikiater anak, bukan psikiater dewasa," jelas Ida.


Selain itu, CW juga telah menjalani visum fisik dan psikologis di RS Bhayangkara untuk mendukung proses hukumnya.



Mengembangkan Potensi dan Bakat CW
DP3APPKB tidak hanya fokus pada pendampingan psikologis, tetapi juga berupaya mengembangkan potensi dan bakat CW. Langkah ini diharapkan dapat mengalihkan perhatian CW dari pikiran-pikiran negatif yang mungkin muncul akibat perundungan yang dialaminya.

“Kami ingin menemukan minat dan bakat CW agar ia dapat fokus pada hal-hal positif. Psikolog kami saat ini sedang mendalami apa yang menjadi keunggulan CW, sehingga ia bisa lebih percaya diri dan stabil secara emosional,” tambah Ida.


DP3APPKB Surabaya menegaskan komitmennya untuk mendampingi CW hingga kasus ini selesai dan memastikan ia mendapatkan hak-haknya sebagai anak.


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad