Seperti Ini Fakta Siswa SMP Surabaya yang Menjadi Korban Perundungan
Kabar Surabaya - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya terus memberikan pendampingan kepada seorang siswa SMP berinisial CW yang melaporkan dirinya sebagai korban perundungan di sekolah. Pendampingan intensif telah dilakukan sejak Oktober 2024, setelah CW pertama kali melaporkan insiden tersebut.
Kronologi Insiden Perundungan
Setelah kejadian tersebut, CW melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian pada Oktober 2024. Ia bahkan mendatangi kantor DPRD Kota Surabaya untuk menyampaikan keluhannya. CW juga sempat mengadukan permasalahannya ke posko pemenangan Eri Cahyadi-Armuji di Jalan Kartini. DP3APPKB kemudian menjemput CW untuk memastikan ia pulang dengan aman ke rumahnya.
Pendampingan psikologis juga diberikan secara intensif. CW telah menjalani pemeriksaan di RS Jiwa Menur oleh psikiater anak. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa CW memiliki kecenderungan hiperaktif dan kesulitan belajar (slow learner). Namun, terapi yang diberikan sempat terhenti karena keluarga CW membawa pulang anak tersebut sebelum proses selesai.
"Kami membawa CW ke RS Jiwa Menur sebagai bentuk upaya untuk membantu. Sayangnya, stigma masyarakat terhadap rumah sakit jiwa seringkali negatif. Padahal, anak ini dirawat oleh psikiater anak, bukan psikiater dewasa," jelas Ida.
Selain itu, CW juga telah menjalani visum fisik dan psikologis di RS Bhayangkara untuk mendukung proses hukumnya.
“Kami ingin menemukan minat dan bakat CW agar ia dapat fokus pada hal-hal positif. Psikolog kami saat ini sedang mendalami apa yang menjadi keunggulan CW, sehingga ia bisa lebih percaya diri dan stabil secara emosional,” tambah Ida.
DP3APPKB Surabaya menegaskan komitmennya untuk mendampingi CW hingga kasus ini selesai dan memastikan ia mendapatkan hak-haknya sebagai anak.
No comments:
Post a Comment