Pemuda Asal Pasuruan, Melaporkan Terkena Sweeping Kelompok Suporter Pasar Lawang - Kabar Surabaya

Terbaru

Thursday, December 12, 2024

Pemuda Asal Pasuruan, Melaporkan Terkena Sweeping Kelompok Suporter Pasar Lawang

Pemuda Asal Pasuruan, Melaporkan Terkena Sweeping Kelompok Suporter Di Pasar Lawang


Kabar Surabaya - MSA (23), seorang warga Desa Kertosari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, melaporkan kasus pengeroyokan yang dialaminya di kawasan Pasar Lawang, Kabupaten Malang, ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jawa Timur pada Senin malam (9/12).


Insiden tersebut menyebabkan MSA, yang bekerja sebagai pegawai kafe, mengalami luka memar pada wajah dan leher. Tak hanya itu, motor miliknya juga dirusak oleh massa.


Kronologi Kejadian


MSA menceritakan bahwa peristiwa tersebut bermula saat dirinya pulang kerja menggunakan sepeda motor. Dalam perjalanan, ia sempat mampir ke rumah seorang teman di Malang. Sekitar pukul 24.00, ia melanjutkan perjalanan menuju Pasuruan.


Namun, setibanya di Pasar Lawang sekitar pukul 02.30 dini hari, ia mendapati sekelompok massa berjumlah sekitar 100 orang melakukan sweeping di jalanan depan sebuah hotel yang mengarah ke Surabaya dan Malang.


Merasa tidak aman, MSA memutuskan untuk berbalik arah dan menunggu hingga situasi kondusif. Sayangnya, massa mengejarnya hingga ke depan pos polisi di kawasan Lawang, di mana ia akhirnya ditangkap oleh kerumunan tersebut.

"Aku disuruh buka jaket, nggak pakai atribut (Persebaya atau Bonek). Setelah dicek, KTP-ku menunjukkan Pasuruan, awalnya aman. Tapi setelah HP-ku diperiksa, ditemukan aku tergabung dalam grup WhatsApp Bonek Ambalat. Saat itu juga aku langsung dikeroyok, dipukuli ramai-ramai," ujar MSA pada Selasa (10/12).


/div>

MSA juga mengungkapkan bahwa setelah pengeroyokan, ia dibawa masuk ke pos polisi Lawang dengan teriakan-teriakan dari massa yang menuduhnya sebagai gangster.


Proses di Kepolisian

Di dalam pos polisi, MSA diinterogasi terkait asal-usul dan tujuan perjalanannya. Setelah itu, ia bersama temannya dibawa ke Polsek Lawang untuk menjalani interogasi lebih lanjut.

"Tapi setelah terbukti bahwa aku bukan gangster dan tidak memakai atribut tertentu, aparat membebaskanku. Tapi, ada syarat yang harus aku penuhi, yaitu membuat surat pernyataan bermaterai untuk tidak menuntut massa dan tidak melakukan visum," ungkapnya.


Selain itu, MSA juga harus menanggung sendiri biaya perbaikan motor yang rusak serta biaya pengobatan. "Aku harus tanda tangan surat pernyataan bermaterai untuk semua itu," tambahnya.


Harapan untuk Keadilan

MSA mengalami luka memar pada bagian wajah kiri dan leher, yang membuatnya sulit menoleh. Ia berharap agar para pelaku pengeroyokan diberi hukuman yang setimpal.

"Harapan saya pribadi, keadilan ditegakkan. Saya ingin kejadian seperti ini tidak lagi terulang kepada siapapun," tutupnya.


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad