Meski Telah Divonis, Otak Pembunuhan Sadis Di Kampus Surabaya Tidak Ditahan Karena Bayar Uang Ini
Kabar Surabaya - Kampus adalah salah satu institusi pendidikan yang siap mencetak para mahasiswa yang nantinya akan menjadi masa depan suatu bangsa. Meski demikian, bagi sebagian mahasiswa, kampus adalah tempat bertemunya dua insan yang sedang jatuh cinta. Adakalanya cerita cinta ini bisa berlanjut hingga ke jenjang yang lebih serius. Namun ada juga kisah percintaan yang harus berakhir dengan tragis.
Kisah tragis ini bahkan harus berakhir dengan kematian secara sadis yang dialami oleh gadis yang bernama Lydia Burhan. Kasus yang terjadi pada tahun 2003 ini rupanya berlatar belakang masalah asmara. Kisah ini berawal dari Erwin Jaya Saputra yang sakit hati karena diputus tali asmaranya oleh Lydia.
Hingga akhirnya Erwin menyuruh Bambang Suryo selaku cleaning service untuk menghabisi Lydia. Mirisnya, upah untuk menghabisi lydia hanyalah Rp 500.000. Sesuai dengan yang telah disepakati, bahwa pembunuhan ini dilakukan pada hari Jum'at (04/04/2003). Dengan nyali yang cukup besar akhirnya Bambang langsung mencari korbannya yang saat itu berada di dalam kamar mandi wanita yang terletak di lantai 9 kampus UK.Petra Surabaya.
Beberapa saat kemudian para mahasiswa ini berteriak histeris saat mengetahui Bambang Suryo keluar dari dalam toilet tersebut. Di tangan pembunuh berdarah dingin asal Sukodono ini terdapat sebilah pisau yang masih berlumuran darah segar dan menetes disepanjang lantai. Selain histeris, semua hanya bisa terdiam, termasuk petugas keamanan yang saat itu juga berada di dalam area gedung.
Sebenarnya setelah dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan, pihak Kepolisian sudah berhasil menangkap Erwin. Namun karena kurangnya bukti, saksi dan ada alibi yang kuat dari pelaku, akhirnya Polisi terpaksa melepaskan Erwin kembali. Kejadian sadis ini sempat "mengambang" selama 9 bulan lamanya. Hingga akhirnya pihak Kepolisian berhasil menangkap pelaku kunci, yaitu Bambang Suryo.
Didepan penyidik Bambang Suryo akhirnya mengakui kalau dirinya memang diperintahkan oleh Erwin untuk membunuh Lidya dengan imbalan Rp 500.000. Rupanya, pembunuhan sadis ini hanya dikarenakan masalah asmara. yaitu karena Lidya memutuskan hubungan askama dengan Erwin. Hal ini rupanya membuat Erwin sakit hati hingga tega melakukan pembunuhan tersebut.
Akhirnya keduanya di vonis dengan hukuman penjara selama 8 tahun. Namun untuk Erwin akhirnya dijadikan tahanan kota karena keluarganya bersedia membayar jaminan sebesar Rp 25 juta rupiah. (yyan)
No comments:
Post a Comment