Saat Musim Hujan Pemerintah Malah Sengaja Sebar Nyamuk Mengandung Bakteri.? - Kabar Surabaya

Terbaru

Friday, November 17, 2023

Saat Musim Hujan Pemerintah Malah Sengaja Sebar Nyamuk Mengandung Bakteri.?

Saat Musim Hujan Pemerintah Malah Sengaja Sebar Nyamuk Mengandung Bakteri.? 


Kabar Surabaya - Saat ini hampir semua wilayah di Indonesia sedang mengalami peralihan musim atau yang dikenal sebagai masa Pancaroba. Musim penghujan diperkirakan akan datang pada akhir bulan November mendatang. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk melakukan antisipasi sesigap mungkin. Salah satu antisipasi yang wajib dilakukan adalah penanggulangan wabah demam berdarah.



Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan, pada masa peralihan musim seperti ini, kasus serangan Demam Berdarah Dengue akan cukup tinggi. Sehingga diperlukan cara yang cukup jitu untuk mengatasinya. Salah satu cara antisipasi unik yang dilakukan oleh Kemenkes adalah penebaran Nyamuk Berbakteri Wolbachia. 


Berikut 8 fakta penting mengenai penebaran Nyamuk Berbakteri Wolbachia ini :

1. Tujuan Penyebaran Nyamuk Berbakteri Wolbachia:

Kemenkes melakukan tindakan ini untuk menurunkan kasus demam berdarah dengue di lima kota endemis dengue di Indonesia. Kelima kota tersebut adalah Semarang, Jakarta, Bandung, Kupang dan Bontang

2. Masyarakat Tidak Perlu Khawatir:

R.A. Adaninggar Primadia Nariswari (dr Ningz), Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes RI, mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir terhadap penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia. Dia menegaskan bahwa nyamuk tersebut bukan hasil rekayasa genetik dan bahwa bakteri Wolbachia adalah bakteri alami yang ditemukan pada sebagian besar jenis serangga.

3. Fungsi Bakteri Wolbachia :

Bakteri Wolbachia dapat mengurangi virus dengue dan bahwa bakteri ini terdapat secara alami pada 60 persen jenis serangga, termasuk lalat, ngengat, capung, dan kupu-kupu.

4. Proses Pembiakan Bakteri Wolbachia:

Bakteri Wolbachia dapat diperbanyak dengan mengawinkan nyamuk yang membawanya dengan nyamuk yang tidak membawanya. Melalui beberapa generasi, diharapkan populasi nyamuk Aedes aegypti akan mengandung bakteri Wolbachia, mengurangi penyebaran virus dengue.

5. Tidak Ada Rekayasa Genetik:

Dr. Ningz menegaskan bahwa proses ini tidak melibatkan rekayasa genetik, baik pada nyamuk maupun bakteri Wolbachia, dan bahwa semua prosesnya adalah alami.

6. Uji Coba dan Penelitian Sejak 2011:

Dokter Ningz memastikan bahwa penyebaran nyamuk ber-Wolbachia bukan uji coba yang belum terbukti, karena uji coba dan penelitian tentang bakteri ini telah dilakukan sejak 2011.

7. Penerapan Serupa di Negara Lain:

Beberapa negara endemis DBD seperti Brazil, Australia, Vietnam, Meksiko, dan Sri Lanka juga menerapkan pendekatan yang sama.

8. Keberhasilan di Yogyakarta:

Di Indonesia, penyebaran nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta berhasil menekan angka kesakitan akibat DBD hingga 77 persen dan mengurangi risiko rawat inap menjadi 86 persen.


Meskipun teknologi Wolbachia dianggap bermanfaat dan efektif, dokter Ningz tetap menekankan pentingnya pencegahan DBD melalui perilaku hidup bersih dan sehat, serta menerapkan prinsip 3M plus, yaitu menutup, menguras, dan mengubur barang yang tidak terpakai lagi. (yyan)


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad