5 Fakta Tiket Candi Borobudur Menjadi Rp 750.000, Padahal Sudah Masa Liburan Sekolah - Kabar Surabaya

Terbaru

Monday, June 6, 2022

5 Fakta Tiket Candi Borobudur Menjadi Rp 750.000, Padahal Sudah Masa Liburan Sekolah

5 Fakta Tiket Candi Borobudur Menjadi Rp 750.000, Padahal Sudah Masa Liburan Sekolah


Kabar Surabaya - Borobudur adalah salah satu candi Budha yang terbesar di Dunia. Bagunannya yang megah dan luas serta batuan dan dinding candinya yang usianya sangat tua membuatnya sangat terkenal hingga kemanca negara. Maka tidak heran apabila candi yang terletak di Provinsi Jawa Tengah ini menjadi bagian dari tujuh keajaiban dunia. Pihak Unesco juga telah mengakuinya sebagai salah satu prasasti dunia. 



Setiap tahunnya Candi Borobudur selalu banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik lokal maupun asing. Para pengunjung juga bisa berkesempatan untuk bisa menaiki candi yang usianya sudah ratusan tahun ini. Salah satu ritual yang banyak dilakukan oleh pengunjung adalah merogoh salah satu stupa untuk menyentuh patung yang ada didalamnya. Konon jika bisa menyentuh patung tersebut, maka keinginan/ harapannya akan bisa terkabul.


1. Kenaikan Harga Tiket

Namun, sepertinya hal-hal tersebut akan jarang sekali bisa dilakukan kembali. Bahkan kedepannya nanti tidak semua orang bisa naik ke atas Candi Borobudur. Hal ini dikarenakan pemerintah akan mengenakan tarif yang cukup tinggi bagi pengunjung yang ingin naik ke bangunan Candi Borobudur. Tidak main-main, harga tiketnya mencapai Rp 750.000 bagi warga lokal dan $100 bagi turis asing.

 

Bagi wisatawan lokal dari Indonesia sendiri harga Rp 750.000 tentu saja masih dirasa mahal. Namun harga tersebut tidak termasuk untuk anak sekolah, karena mereka diberikan harga khusus sebesar Rp 5 000 saja. Namun, sampai saat ini pemerintah masih belum menentukan kapan kenaikan tiket Candi Borobudur ini akan mulai diterapkan. 

 

2. Penjelasan Pemerintah

Pemerintah melalui Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi beralasan bahwa hal tersebut harus dilakukan guna membatasi jumlah pengunjung yang naik ke atas Candi Borobudur.  Dalam waktu dekat ini Pemerintah memang berencana ingin membatasi jumlah pengunjung yang akan naik ke atas Candi Borobudur sebanyak 1.200 saja orang per-hari. 

 

Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga bangunan candi agar tetap terawat dengan baik, mengingat usianya yang sudah sangat tua. Dari sisi perawatan, tentunya biaya yang dikeluarkan sangatlah tinggi, belum lagi jika ada batuan atau dinding yang rusak dan harus diganti. Rencananya pemerintah akan menggelontorkan dana sebesar 6.8 Triliyun untuk biaya perawatan dan penataan Candi Borobudur.


3. Harga Tiket Masuk Tidak Naik

Adanya rencana kenaikan harga tiket Candi Borobudur sebesar Rp 750.000 ini membuat pihak pengelola berbisara. Beliau menjelaskan bahwa adanya biaya Rp 750.000 tersebut bukanlah biaya masuk ke Candi Borobudur, melainkan biaya untuk menaiki candi tersebut. Jadi tiket masuk ke Candi Borobudur tidak mengalami kenaikan, namun pengunjung hanya bisa menikmati candi dari pelataran saja. Karena untuk menaikinya biayanya sebesar Rp 750.000.

 

Dari laman Borobudur Park biaya tiket masuk ke Candi Borobudur adalah Rp 50.000 (dewasa) dan Rp 25.000 (anak-anak) Sedangkan untuk turis mancanegara akan dikenakan biaya sebesar $ 25 (dewasa) dan $13 (anak-anak). Biaya ini rencananya tidak akan mengalami perubahan.

 


4. Jasa Guide Lokal

Selain membayar tiket masuk, nantinya semua pengunjung harus menggunakan jasa guide lokal yang berasal dari masyarakat di sekitar candi. Hal ini sebagai upaya pemerintah guna memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Namun, disisi lain tentunya pengunjung juga harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk membayar jasa dari guide lokal tersebut.

 

5. Kekhawatiran Pedagang

Rencana pemerintah untuk mengenakan tiket Candi Borobudur sebesar Rp 750.000 ini rupanya membuat banyak pedagang disekitar candi khawatir. Mereka khawatir kebijakan pemerintah ini akan menurunkan jumlah wisatawan yang sejak pandemi Covid-19 lalu dirasakan masih belum normal. Apalagi disaat sulit seperti ini dimana daya beli masyarakat masih belum sepenuhnya pulih. (yyan). 


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad