Arema FC, Coba Bertahan Dalam Keterpurukan - Kabar Surabaya

Terbaru

Wednesday, February 1, 2023

Arema FC, Coba Bertahan Dalam Keterpurukan

Arema FC, Coba Bertahan Dalam Keterpurukan


Kabar Surabaya - Sampai saat ini persidangan Kasus Tragedi Kanjuruhan yang diselenggarakan di Kota Surabaya masih terus berlangsung. Proses peradilan tersebut bisa dibilang sangat lama, mengingat peristiwanya sendiri terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022 silam. Besarnya jumlah suporter Aremania yang tewas, membuat kejadian kelabu tersebut masuk kedalam jajaran peristiwa kecelakaan Stadion Sepak Bola paling mengerikan didunia. 



Akibat peristiwa yang menewaskan 135 suporter Aremania tersebut, akhirnya PSSI mengeluarkan kebijakan yang dampaknya merugian semua orang yang berkecimpung di dunia sepak bola. Mulai dari penundaan pertandingan dan akhirnya jalan kembali dengan sistim buble. Terakhir, PSSI memutuskan untuk menghentikan seluruh pertandingan Liga 1 dan Liga 2. Hal tersebut tentu saja sangat merugikan semua pihak yang berkecimpoung dalam dunia sepak bola. 


Apalagi, sampai saat ini Klub Bola milik Iwan Budianto ini masih belum memiliki lokasi Home Base yang pasti. Ketidak pastian ini dipicu oleh penolakan semua suporter bola Se -Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu hukuman dari PSSI, Arema FC harus berkandang sejauh 250 km dari Home Base-nya semula. Uniknya, semua suporter bola di Jawa Tengah tidak mau daerahnya menjadi kandang bagi Arema FC.

 

Selain itu, sikap dari Tim dan Pengurus Arema FC yang seakan acuh terhadap pengusutan tragedi Kanjuran membuat banyak suporter Aremania sendiri yang kecewa. Alih-alih membantu proses usut-tuntas, mereka malah melanjutkan kembali pertandingan seakan tidak pernah terjadi apapun di Kanjuruhan. Padahal banyak dari pihak Aremania yang menghendaki Arema FC untuk berhenti berkompetisi hingga kasus tragedi tersebut terselesaikan dengan baik.


Hal tersebut membuat ribuan Aremania turun kejalan untuk melakukan demo besar-besatran pada setiap pekannya.Bahkan dalam suatu kesempatan mereka sempat melakukan blokade pada jalan Tol. Uniknya para suporter dari Arema FC ini tidak lagi mengenakan baju warna Biru yang menjadi warna kebesarannya. Selama turun kejalan, mereka mengenakan baju dengan warna hitam.

 

Mirisnya, dalam gerakan usut-tuntas ini, tidak nampak sama sekali pemimpin para suporter yang selama ini kerap menjadi dirijen dilapangan. Seakan-akan suporter berbaju hitam ini bergeran sendiri tanpa ada arahan dari pemimpinnya. 



Puncaknya terjadi pada hari Minggu (29/0/2023) kemarin, para Suporter yang menamakan diri sebagai Arek Malang menyerbu kantor Official Arema FC. Bentrokan fisik sempat terjadi, saat ada sebagian supoerter Aremania yang mencoba mempertahankan kantor yang juga di sebut sebagai Kandang Singa tersebut. Logo Arema Fc yang terpampang di dinding kantor juga dicopot dan dibakar oleh para pendemo.

 

Dalam Orasinya, Arek Malang tersebut menyuarakan 7 Poin yang diantaranya berisikan permintaan maaf kepada semua insan sepak-bola, termasuk kepada Persebaya Surabaya. Point tersebut adalah :

1. Kami arek-arek Malang minta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia atas ketidaknyamanannya menikmati hiburan sepak bola Indonesia. Baca juga: Terkena Lemparan Batu, Manajer Arema FC Ajak Koordinator Aksi Berdiskusi: Sesama Malang
2. Kami arek-arek Malang memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh warga Malang Raya, karena telah direndahkan martabatnya, oleh tindakan nir empati dari Arema FC juga brutalitas aparat dalam tragedi Kanjuruhan.
3. Kami arek-arek Malang memohon maaf sebesar-besarnya kepada manajemen Persebaya, pemain, tim Persebaya, dan seluruh pihak yang dirugikan atas tindakan intimidatif di stadion.
4. Kami arek-arek Malang memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh klub sepak bola yang berlaga di Liga 1, 2, dan 3, karena terganggu kegiatannya dalam persepakbolaan Indonesia.
5. Kami arek-arek Malang memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pemain dan pekerja sepak bola di seluruh Indonesia, pasca tragedi Kanjuruhan.
6. Kami arek-arek Malang memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh suporter di Indonesia, karena pasca tragedi kanjuruhan tidak dapat melihat klub sepak bola kebanggaannya.
7. Kami arek-arek Malang memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh korban tragedi Kanjuruhan, baik korban meninggal dunia dan korban selamat, belum maksimal dukungan yang kami berikan.

 


Sayangnya aksi demo Arek Malang ini mendapatkan tandingan dari kelompok suporter lain yang dipimpin oleh para dirijen mereka. Aksi tandingan ini dilakukan pada hari Selasa (31/01/2023) kemarin. Dengan mengenakan baju warna biru, mereka datang ke Kandang Singa dan memasang logo Arema kembali ke tempatnya.

 

Tindakan para pemimpin Aremania yang beraksi memasang logo tersebut langsung saja memantik perdebatan sengi dimedia sosial. Banyak Aremania yang menanyakan dimana mereka (pemimpin) saat demo usust tuntasTragedi Kanjuruan berlangsung. Namun saat kantor Official Arema di serbu, mereka malah membelanya. Kondisi ini akhirnya membuat suporter Aremania rawan terpecah dan terjadi konflik diantara sesama suporter.


Kondisi tersebut rupanya juga berpengaruh kepada prestasi Tim Arema Fc sendiri. Dalam empat pertandingan terakhirnya, Arema FC mengalami kekalahan beruntun. Kondisi tersebut banyak yang menduga, bahwa mental para pemain sedang terpuruk dan tidak baik-baik saja. Bahkan manajeman Arema FC sendiri sudah memiliki rencana untuk membubarkan diri. 



Namun sepertinya hal tersebut urung dilakukan, karena tentunya pemilik saham terbesar tidak ingin asetnya bubar begitu saja. Apalagi ada dukungan dari pimpinan Aremania, seperti Yuli Sumpil yang kemarin datang untuk memasang logo Arema FC di kantor officialnya. 


Jika tim ini tidak dibubarkan, tentunya sangat berat bagi Arema Fc untuk melangkah. Krena para suporter sudah terbelah Jika diteruskan akan bisa memicu perang saudara tentunya. Sampai saat ini Arema FC juga belum bisa menemukan Home Base. Selain itu, jika melakukan laga tandang, para suporter lawan selalu "mengerjai" Arema FC dengan keras. Seperti halnya aksi pelemparan Bus Arema saat bertanding di Jawa Tengah. Jadi apalagi yang akan ditunggu, semua tinggal melihat waktu saja. Pilihannya hanya ada dua, bertahan dengan sempoyongan atau membubarkan tim lalu bermain di Liga 3, dimana pada liha tersebut juga terdapat juga klub dengan nama Arema (Asli). 


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad