Pentas Seni Budaya Papua di Kya-Kya Surabaya Berakhir Ricuh, Penonton Sampai Histeris
Kabar Surabaya - Sebuah acara pentas seni dan budaya Papua yang digelar di kawasan Kya-Kya, Surabaya, berubah menjadi kericuhan pada Minggu malam (27/7) sekitar pukul 19.30 WIB. Acara ini berada dalam wilayah hukum Polsek Pabean Cantikan, di bawah Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
Awalnya, kegiatan yang diinisiasi oleh Perkumpulan Alumni Papua Jawa Timur itu berlangsung meriah. Dihadiri oleh tokoh-tokoh Papua, perwakilan Pemerintah Kota Surabaya, serta atlet nasional Serafi Unani sebagai tamu kehormatan, acara dimulai pukul 18.30 WIB dengan penampilan musik dan sesi talkshow.
Namun, di tengah jalannya acara, suasana mendadak berubah. Sekelompok orang yang mengaku sebagai mahasiswa Papua mendatangi lokasi dan menuntut acara dihentikan. Mereka menyatakan bahwa pertunjukan tersebut tidak benar-benar mewakili budaya Papua secara autentik.
“Sekalipun mengatasnamakan alumni, kami tidak tahu siapa mereka. Mereka tinggal di Surabaya, sudah bukan lagi bagian dari masyarakat Papua yang kami kenal,” ujar salah satu dari kelompok tersebut yang enggan disebutkan namanya.
Kelompok itu juga menyuarakan kekecewaan karena merasa diabaikan. Mereka mengaku selama ini mengalami diskriminasi, namun tidak pernah mendapatkan dukungan dari para alumni yang menggelar acara tersebut.
/div>
Pihak keamanan dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak, TNI, dan Satpol PP sempat datang untuk menenangkan situasi. Meski dialog dilakukan, situasi tidak kunjung kondusif. Tak lama kemudian, kelompok mahasiswa itu bergerak menuju kursi penonton dan mulai merusak properti. Beberapa kursi dilemparkan, suasana menjadi kacau.
Kericuhan itu membuat para tamu dan penonton panik. Anak-anak menangis, sejumlah penonton histeris, bahkan ada yang sampai pingsan. Kepanikan juga menjalar ke pedagang di sekitar area Kya-Kya.
Sebelum kejadian, Freek Cristiaan selaku perwakilan Alumni Papua Jawa Timur sempat menjelaskan bahwa acara ini murni bertujuan untuk memperkenalkan budaya Papua ke masyarakat luas, khususnya di Surabaya.
“Kami ingin menunjukkan kekayaan budaya Papua — tari, musik, dan kearifan lokal kami — kepada masyarakat Jawa Timur dari berbagai latar belakang,” ujarnya.
Hingga pukul 20.00 WIB, suasana di Kya-Kya masih menegang. Lampu panggung telah diredupkan, namun belum ada kepastian mengenai langkah selanjutnya dari pihak keamanan. Hingga saat ini, Polres Pelabuhan Tanjung Perak belum mengeluarkan keterangan resmi terkait insiden tersebut.

No comments:
Post a Comment