Jajal Suroboyo Bus Listrik Buatan Korea Dan China, Ini Spesifikasi Dan Rute Barunya
Kabar Surabaya - Sebagaimana diketahui bersama, bahwasannya Pemerintah Kota Surabaya sangat serius untuk terus berupaya mengintegrasikan seluruh angkutan umum yang telah ada. Hal ini dilakukan dengan pembukan rute-rute baru yang menjangkau semua lokasi masyarakat, maupun dengan menambah unit baru
Hal ini seperti yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya pada hari Senin (23/09/2024) kemarin. Bertempat di Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) Pemkot Surabaya menggelar Soft Launching Suroboyo Bus Listrik. Pada acara ini ada dua unit Bus Listrik yang dipamerkan dan dipakai untuk melakukan joy ride. Bus Listrik tersebut buatan Hyubday Korea dan satu lagi buatan China.
Nantinya akan ada 11 unit bus listrik dan 32 armada feeder Wira Wiri baru yang akan mulai beroperasi secara bertahap hingga maksimal pada bulan November mendatang. Bus-bus listrik ini akan melayani satu rute baru, sementara angkutan feeder akan melayani empat rute berbeda.
Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan, menjelaskan bahwa penambahan armada ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas udara di kota tersebut. "Dengan hadirnya bus listrik, kami berharap dapat semakin mengurangi polusi di Surabaya, selain memperindah kota yang sudah memiliki banyak taman," ujar Ikhsan.
Kepala Dinas Perhubungan Surabaya, Tundjung Iswandaru, menyatakan bahwa dua unit bus listrik akan mulai diuji coba terlebih dahulu, sementara unit lainnya akan mulai beroperasi setelah proses administrasi selesai. "Kami harap seluruh armada bisa beroperasi penuh pada bulan November," jelasnya. Bus listrik ini akan melayani rute dari Terminal Purabaya ke Kampus C Unair dengan beberapa pemberhentian di antaranya.
Sementara itu, armada feeder akan melayani rute-rute yang mencakup SIER – Kota Lama, Terminal Keputih – Kota Lama, Terminal Bratang – Shelter Bulak, dan Terminal Menanggal – Terminal Manukan.
Bus listrik yang digunakan memiliki kapasitas menampung 26 penumpang, dengan fasilitas yang ramah bagi penyandang disabilitas, wanita, dan lansia. Sistem pembayaran bus berbasis digital, memungkinkan penumpang melakukan pembayaran melalui scan QR atau kartu non-tunai, dengan tarif tetap sebesar Rp5.000 untuk perjalanan selama dua jam.
Waktu tunggu antarbus juga diproyeksikan akan berkurang dari 15 menit menjadi 10 menit, dengan waktu tunggu 20 menit di ujung rute, yang juga akan dimanfaatkan untuk pengisian daya bus. Bus akan mengisi daya setiap kali tiba di ujung rute tanpa harus menunggu baterai habis.
Dinas Perhubungan juga akan melakukan evaluasi dan monitoring setiap dua minggu untuk memastikan operasional berjalan dengan baik serta memahami respons dan permintaan dari masyarakat.
No comments:
Post a Comment