Update Semeru : Seorang Ibu Tewas Dengan Posisi memeluk Anaknya, Mengapa Tidak Ada Peringatan Dini..? Ini Penjelasannya
Kabar Surabaya - Peristiwa yang terjadi di Gunung Semeru pada hari Sabtu (04/11/2021) lalu benar-benar membuat masyarakat yang tinggal dikaki gunung tersebut menjadi panik setengah mati. Banyak dari mereka yang tidak menduga kalau Gunung yang ada dikawasan mereka tinggal akan beraktifitas dengan dahsyatnya. Sehingga mereka tetap tenang dan beraktifitas saja aseperti biasanya.
Hal itulah yang akhirnya banyak memicu terjadinya korban dari penduduk sekitar. Kebanyakan dari mereka tewas dengan keadaan luka bakar yang sangat parah. Tubuh mereka tertimbun oleh material vulkanik setinggi dua meter lebih. Tim evakuasi harus ekstra hati-hati saat melakukan penggalian, sebab beberapa tubuh para korban terlihat meleleh parah.
Mirisnya banyak sekali korban yang diketemukan dengan kondisi yang sangat memilukan. Seperti halnya Janazah Rumini yang ceritanya menjadi viral belakangan ini. Selain itu ada pula jenazah seorang Ibu yang sedang ,memeluk anaknya juga banyak penambang pasir yang terjebak didalam truk maupun kendaraan pengeruk pasir. Sampai saat ini jumlah korban yang tewas berjumlah 34 orang dan yang hilang berjumlah 22 orang. Sedangkan yang dirawat karena luka berat ada 26 orang.
Bencana alam yang terjadi di Gunung Semeru ini rupanya banyak memantik pertanyaan masyarakat. Mengapa tidak ada peringatan dini yang diberikan saat Gunung Semeru akan memunculkan lahar....?. Menanggapi hal tersebut, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur mengungkapkan, bahwa apa yang terjadi di Gunung Semeru tersebut bukanlah erupsi.
Dino Andalananto, selaku Manager Pusat Pengendalian Ops Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur menjelaskan bahwa apa yang terjadi di Gunung Semeru tersebut bukanlah erupsi, melainkan guguran awan panas. Dan ini sifatnya sangat tiba-tiba, seperti halnya tanah longsor yag bisa terjadi secara mendadak. Kalau erupsi ada tanda-tanda kegempaan yang terus meningkat, namun karena ini bukan erupsi, parameter tersebut tidak terbaca.
Namun hal yang berbeda disampaikan oleh Andiani, selaku Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). pihaknya menyatakan bahwa peringatan dini telah diinformasikan sebelum tanggal 4 Desembaer 2021 lalu. Info tersebut dibagikan bersamaan dengan kondisi dari 69 gunung aktif lainnya.
Andiani juga menjelaskan bahwa pada 1 Desember 2021 sudah terjadi guguran lava pijar pada lereng Gunung Semeru. Bahkan, pada tanggal 2 Desember, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru juga telah sudah mengeluarkan peringatan agar masyarakat tidak beraktivitas di sekitar Besuk Kobokan, Besuk Kembar, Besuk Bang, dan Besuk Sarat, untuk mengantisipasi kejadian guguran awan panas. (yyan)
No comments:
Post a Comment