Keluarga Surabaya Ini Hidup Tanpa Listrik Bertahun-Tahun, Tak Pernah Dapat Bantuan - Kabar Surabaya

Terbaru

Sunday, December 11, 2022

Keluarga Surabaya Ini Hidup Tanpa Listrik Bertahun-Tahun, Tak Pernah Dapat Bantuan

Keluarga Surabaya Ini Hidup Tanpa Listrik Bertahun-Tahun,  Tak Pernah Dapat Bantuan


Kabar Surabaya - Surabaya adalah kota metropolis terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Gemerlapnya Kota Pahlawan ini bisa dilihat saat malam hari, dimana semua lampu hias kota menyala dengan indahnya. Lampu-lampu ini bahkan menyala terus sepanjang malam. Hal tersebut menandakan kalau kota ini tidak pernah tidur. 




Kejadian ini dialami oleh keluarga muda Rozy yang berusia 23 tahun dan Ayu yang berusia 20 tahun. Pasangan keluarga ini memiliki 2 anak balita yang masih berusia 3 tahun dan 2 tahun. Saat ini suami ayu bekerja di kedai makanan dengan gaji sebesar 1 juta rupiah, sedangkan Ayu menjadi ibu rumah tangga. Mereka berdua tinggal di kawasan Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng Surabaya. 


Menurut Ayu, kejadian diputuskan aliran listrik di rumahnya terjadi saat kedua orang tuanya masih ada.  Pada waktu itu, orang tua Ayu diketahui menunggak pembayaran PLN hingga puluhan juta rupiah. Meskipun telah dibayar sebagian, tunggaan yang tersisa masih sekitar 22-juta rupiah. Ayah Ayu kemudian membeyar dengan cara menngangsur sekitar 1 juta rupiah per-bulannya. Setelah dibayarkan beberapakali akhirnya aliran listruk diputus karena beliau sudah tidak memiliki uang lagi.


Mirisnya, selama 4 tahun tersebut, Rozy dan Ayu tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah sama sekali, baik itu Bansos maupun BLT. Selama 4 tahun itu, pihak Lurah Airlangga dan Camat Guneng juga mengaku tidak paham ada warganya yang sangat kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hariannya. Bahkan perangkat warga terdekat seperti RT mengaku masih belum ada assesment guna membatu Rozy dan Ayu.




Eko Kurniawan selaku Camat Gubeng, langsung bertindak cepat dengan menghubungi PLN agar secepatnya menyambungkan listrik. Untuk sementara listrik sudah menyala karena disambungkan dari tetangga yang masih ada hubungan saudara. Nantinya Ayu akan diberikan BLT dari cukai tembakau dengan nominal 900ribu rupiah. Selain itu rumahnya juga akan dimasukkan kedalam sasaran rutilahu agar bisa segera direnovasi.


Bantuan administrasi juga akan diberikan seperti akte kematian nenek Ayu serta akta kelahiran kedua anaknya. Sedangkan Rozy dan Ayu akan diikutkan dalam nikah massal, karena diketahui mereka masih menikah dibawah tangan. Hal tersebut dikarenakan, waktu menikah, Ayu masih dibawah umur. 


Camat Eko mengaku sebelumnya tidak pernah mengetahui ada warganya yang menderita kesusahan seperti itu. Dirinya mengaku tidak mendapatkan informasi apapun dari RT danRW. Terakhir dirinya mengetahui saat Ayu masih hamil muda dan dibawah umur, namun masih ada orang tuanya. Saat Ayu sudah sendiri bersama suaminya saja, Eko  tidak mengetahui lagi perkembangannya hingga saat ini. (yyan)         


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad