KKN Desa Penari Versi Kepala Desa, Bungkusan Kepala Monyet Diberikan Kapada Mahasiswa - Kabar Surabaya

Terbaru

Thursday, May 19, 2022

KKN Desa Penari Versi Kepala Desa, Bungkusan Kepala Monyet Diberikan Kapada Mahasiswa


KKN Desa Penari Versi Kepala Desa, Bungkusan Kepala Monyet Diberikan Kapada Mahasiswa


Kabar Surabaya - Saat ini KKN Desa Penari telah menjadi salah satu film Indonesia yang paling booming dan digemari oleh masyarakat. Bagaimana tidak, belum satu bulan ditayangkan di bioskop penontonnya sudah mencapai angka 6 juta lebih. Film bergenre horor ini menjadi Film Indonesia pertama yang mampu membuat penuh gedung bioskop setelah Pandemi Covid-19 melandai.



Film yang diangkat dari thread twitter yang ditulis oleh akun simpleman memang diadopsi dari pengalaman nyata yang dialami oleh mahasiswa asal Kota Surabaya. Namun karena ingin menjaga privasi dari Mahasiswa, Kampus dan desa lokasi KKN, maka semuanya disamarkan dan memakai nama anonim. Meski demikian, banyak netizen yang penasaran dan bisa menebak lokasi asli dari cerita KKN Desa Penari tersebut.


Salah satu orang yang penasaran akan cerita asli dari KKN Desa Penari adalah Menteri BUMN Erick Thohir. Saking penasaran akan kisah nyata ini, Menteri Erick sampai mengundang sosok penjaga lokasi Rowo Bayu yang ada di Banyuwangi. Rowo Bayu sendiri ditengarai sebagai lokasi asli dari mahasiswa Surabaya yang melakukan KKN dan akhirnya mengalami kisah seram.

 

Hal ini terungkap dalam wawancara Erick Thohir dengan Sudirman warga asli Rowo Bayu tersebut. Kisah yang diceritakan oleh Sudirman ini adalah cerita versi Kepala Desa Bayu yang menjadi lokasi dari KKN tersebut. Dalam interview yang diupload diInstagram, Sudirman mengatakan bahwa cerita yang ada pada film KKN Desa Penari adalah cerita nyata. Bahkan semuanya tercatat dalam dokumentasi kepala desa berdasarkan tanggal dan waktunya secara lengkap.

 

Sudirman secara lengkap menceritakan jika KKN tersebut dilaksanakan pada tahun 2008. Ada 6 orang mahasiswa asal Kota Surabaya yang menjalani KKN di Desa bayu. Diantara ke-6 mahasiswa tersebut, dua diantaranya menjalin hubungan asmara atau yang biasa di sebut Cinblok (Cinta Lokasi). Saking mesranya ber"pacaran", mereka berdua sering bepergian keluar Desa Bayu. 

 

Seperti diceritakan oleh Sudirman, saat menjelajah di luar kawasan Desa Bayu, mereka bertemu dengan seseorang yang kemudian mengajaknya untuk mampir kedesanya. Sesampainya didesa orang tersebut, mereka berdua dijamu makanan dan minuman sekedarnya. Orang tersebut mengatakan bahwa desa tersebut bernama Desa Penari. Sebelum pulang, kedua mahasiswa tersebut dibawakan oleh-oleh makanan yang dibungkus kertas koran.

 

Setelah pulang dari desa tersebut, keduanya bertemu dengan ke-4 temannya dibundaran yang terdapat tiang bendera diatasnya. Mereka berdua lalu bercerita kalau baru saja singgah di desa Penari yang berada di sebelah utara Desa Bayu. Namun, ke-4 mahasiswa lainnya tidak percaya cerita tersebut, karena setela Desa Bayu tidak ada lagi desa yang lain. 

 


Untuk membuktikan kebenaran cerita mereka, kedua mahasiswa tersebut lalu mengambil bungkusan yang diperolehnya dari orang di Desa Penari. Namun saat mengeluarkan dari dalam tas, mereka berdua terkejut, karena bungkusan tersebut sudah berubah. Bukan lagi bungkusan kertas koran, namun berubah menjadi bungkusan daun talas. 

 

Mereka tambah terkaget-kaget lagi saat membuka bungkusan daun talas tersebut. Karena mereka menemukan kepala moyet yang baru saja dogorok dengan darah yang masih sedikit menetes Mendapati hal tersebut, mahasiswa laki-laki yang membawa bungkusan tersebut langsung pingsan. Mirisnya beberapa hari kemudian dia meninggal dunia. Sedangkan pasangannya, sebulan kemudian juga meninggal dunia.  Semua cerita dan peristiwa tersebut tercatat dalam administrasi Desa Bayu. (yyan)


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad