Keluhkan Saat Ada Anak Meninggal Karena DBD, Minta Foging Hanya Diberi Obat Ini - Kabar Surabaya

Terbaru

Wednesday, January 26, 2022

Keluhkan Saat Ada Anak Meninggal Karena DBD, Minta Foging Hanya Diberi Obat Ini



Kabar Surabaya - Pandemi Virus Covid-19 memang belum sepenuhnya usai, namun saat ini masyarakat juga harus mulai waspada terhadap serangan penyakit yang lain. Penyakit yang saat ini sedang naik daun adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini memang sering muncul pada saat musim penghujan tiba. 



Apalagi jika dilingkungan tersebut terdapat banyak genangan air dan sampah yang berserakan. Maka bisa dipastikan lingkungan tersebut sangat rawan timbul penyakit demam berdarah. Karena lingkungan seperti itulah yang banyak menjadi sarang dari berkembangbiaknya nyamuk yang dikenal memiliki warna kaki belang (hitam-putih).
 
 
Kabar mengejutkan mengenai penyakit DBD ini datang dari Kawasan Menur Pumpungan Kota Surabaya. Dikawasan tersebut terdapat banyak anak yang saat ini terserang oleh penyakit Demam Berdarah dalam waktu bersamaan. Tidak main-main, jumlahnya mencapai 15 anak. Puluhan anak ini tinggal di kawasan yang sama, yaitu Menur Pumpungan RW 10, mulai dari Rt 01 sampai Rt 06.


Tragisnya, pada hari Selasa (25/01/2022) kemarin, salah satu dari ke 15 anak tersebut dinyatakan meninggal dunia. Anak yang meninggal dunia ini bernama Qonita Ismantakia warga Jalan Manyar Kartika Barat, Nomor 11 Kelurahan Menur Pumpunan. Sebelumnya, Qonita telah mendapatkan perawatan medis di salah satu rumah sakit Surabaya dan sudah diperbolehkan untuk pulang pada hari Minggu (23/01/2022).
 
 
Namun, pada hari Senin (24/1/2022) kemarin, kondisinya kembali memburuk dan harus dilarikan kemabali ke rumah sakit. Hingga akhirnya pada hari Selasa (25/01/2022) kemarin, sekitar pukul 03.00 WIB, Qonita dinyatakan meninggal dunia. 


Alim Mustofa, selaku Ketua RT 06 menyatakan bahwa dilingkungannya memang sedang terjangkit penyakit DBD. Hal ini bisa diketahui dari adanya beberapa korban yang tempat tinggalnya berdekatan, masih dalam RW yang sama. Rata-rata korban ini usianya masih anak-anak.


Sebelum penyakit ini meluas, Alim mengaku sudah melaporkannya kepada Puskesmas Sukolilo. Dirinya meminta agar lingkungannya dilakukan foging. Namun saat itu pihak Puskesmas hanya memberikan bubuk Abate yang berfungsi untuk membunuh jentik nyamuk didalam bak mandi. Hingga sampai ada korban meninggal dunia, foging dari Pemerintah Kota Surabaya masih belum terlaksana dilingkungannya. 
 
 

Sementara itu Anas Karno, selaku Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya sangat menyayangkan lambannya respons dari  Lurah dan Kepala Puskesmas setempat. Entah apa yang membuat hingga permintaan warga untuk melakukan foging masih belum dialakukan, padahal yang terserang DBD sudah banyak.

“Apakah harus tunggu jumlah penderita DBDnya banyak dan adanya desakan dari DPRD, baru permintaan warga akan direspons,” tanya Anas. (yyan)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad