Fakta Di Balik Balita Yang Terikat Di Bangunan Liar
Kabar Surabaya - Memiliki seorang anak yang baru berumur 18 bulan tentu adalah hal yang sangat menyenangkan. Karena di usia tersebut seorang anak akan terlihat lucu-lucunya dan senang untuk berjalan kesana-kemari atau dalam bahasa jawanya "ngeluthus". Namun tidak semua orang tua senang dengan keadaan ini. Alih-alih ikut bermain dengan anaknya, bapak yang satu ini malah mengingat anaknya di sebuah bangunan liar.
Publik Kota Surabaya baru-baru ini di kejutkan oleh berita seorang balita berusia 18 bulan yang terikat di sebuah bagungan liar. Bangunan liar ini berada di atas saluran air Jalan Putro Agung II, No. 40, Tambaksari. Parahnya lagi balita yang bernama Andra ini terikat dengan hanya mengenakan pampers yang sudah terlihat lusush. Tidak tampak adanya baju maupun celana yang menutupi tubuh mungilnya.
Keadaan balita Andra yang terikat ini secara tidak sengaja di ketahui oleh salah satu pengendara motor yang melintas di depan bangunan liar tersebut. Seketika itu pengendara motor tersebut segera menghubungi Command Center 112.
Setelah mendapatkan laporan mengenai kondisi Andra, Command Center 112 langsung menerjunkan Tim Rusa dan Tim Garangan untuk menuju ke lokasi. Dalam waktu kurang dari satu jam, kedua Tim tersebut sudah tiba di Jalan Putro Agung II Nomor 40 Kota Surabaya. Dari luar bangunan tersebut anggota Linmas yang di terjunkan sangat terkejut melihat kondisi bayi Andra. Tangan kanannya terikat oleh tali tambang yang di ikatkan pada rangka rumah.
Dengan cekatan Anggota Linmas masuk ke dalam bangunan liar tersebut. Namun sayangnya usaha untuk melepaskan Andra terhalang oleh sang Bapak yang ternyata juga ada di dalam rumah tersebut. Sang bapak yang berinisial WAS tersebut terlihat menghadang dan menolak uasaha dari anggota Linmas yang ingin mengevakuasi Andra.
Ketegangan, nampak dalam proses evakuasi bayi Andra. Beberapa-kali sang ayah yang berusia 61 tahun ini berteriak dan berusaha keras menghalangi usaha untuk meng-evakuasi anaknya. Namun petugas tetap berusaha dengan tegas dan akhirnya bayi Andra berhasil di lepaskan dan langsung di ungsikan. Anggota tim yang lain juga berupaya untuk membujuk WAS agar mau di bawa serta. Anggota tim berasumsi bahwa ayah bayi Andra mengidap kelainan jiwa.
Anggota Tim langsung membawa bayi Andra ke kantor BPB Linmas Kota Surabaya. Di tempat ini bayi Andra langsung di mandikan, di ganti pampers dan di berikan baju serta celana yang bersih. Kesehatan bayi Andra juga langsung di cek oleh Tim Gerak cepat Dinkes Kota Surabaya. dari pemeriksaan yang telah di lakukan, tidak di temukan luka maupun tanda-tanda trauma pada tubuh bayi mungil ini. Hanya ada sedikit luka lecet pada tangan akibat tangannya yang terikat tali tambang.
Setelah pemeriksaan awal selesai, bayi Andra langsung di bawa ke UPTD Kampung Anak Negeri Dinas Sosial Kota Surabaya yang ada di kawasan Wonorejo Timur - Kecamatan Rungkut. Sedangkan sang ayah di bawa ke Liponsos yang berada di kawasan Keputih Tegal - Sukolilo.
Sriyono, selaku Ketua RT 02/RW 03 Kelurahan Rangkah di mana keluarga Anda bermukim, menjelaskan bahwa bayi Andra ini merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. Sedangkan sang Ibu sudah lama meninggalkannya bersama ke-6 kakak-kakaknya. Praktis, hanya WAS yang mengurus Andra seoarng diri.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya WAS selama ini bekerja serabutan. Tindakan mengikat Andra itu di lakukan agar Andra tidak bermain ke jalan raya saat di tinggal dirinya bekerja. Sebenarnya banyak warga sekitar yang mengingatkan agar WAS tidak mengikat Andra, namun tidak pernah di hiraukan.
Berdasarkan pemeriksaan di Liponsos, ternyata WAS tidak menderita kelainan jiwa seperti yang di perkirakan. Sehingga malam itu juga WAS yang di dampingi oleh Ketua RT sriyono langsung mengambil Andra kembali dari Kampung Anak Negeri untuk di bawa pulang kembali. (Yanuar Yudha)
Mantaff
ReplyDelete