Update Gempa Cianjur, 13.000 Jiwa Lebih Menjadi Korban - Kabar Surabaya

Terbaru

Tuesday, November 22, 2022

Update Gempa Cianjur, 13.000 Jiwa Lebih Menjadi Korban

Update Gempa Cianjur, 13.000 Jiwa Lebih Menjadi Korban


Kabar Surabaya - Gempa Cianjur yang terjadi pada hari Sinin (21/11/2022) siang pada pukul 13.20 WIB memang tidak menyebabkan Tsunami. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gempa Cianjur berkekuatan M 5,6 SR. Gempa tersebut termasuk dalam gempa kerak dangkal. Dengan memperhatikan lokasi dari pusat gempa dan kedalamannya, Gempa Cianjur termasuk jenis gempa bumi dangkal yang diduga akibat aktivitas sesar Cimandiri atau sesar Padalarang.



Meski demikian, gempa kerak dangkal ini bersifat sangat merusak. Gempa yang sifatnya dangkal dengan kekuatan magnitudo 4-5 SR saja bisa merusak secara signifikan, apalagi dengan kekuatan M 5.6 seperti yang terjadi di Cianjur Jawa Barat. Karakteristik gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake, memang tidak harus berkekuatan besar untuk menimbulkan kerusakan, karena gempanya rata-rata dangkal ya, bisa kurang dari 10 kilometer, bisa kurang dari 15 kilometer, namun kerusakannya bisa sangat signifikan.


Dampak kerusakan dari Gempa Cianjur yang paling terasa adalah hancurnya rumah warga. Tidak main - main, rumah warga yang hancir mencapai 434 unit dikawasan Sukabumi. Tercatat, ada 9 kawasan yang terdampak, yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupten Garut, dan Kota Bekasi. Kondisi paling parah doalami oleh Kabupaten Cianjur, dengan total 2873 bangunan yang terdiri dari rumah warga, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, perkantoran, rumah ibadah, beberapa toko, jembatan dan akses jalan mengalami kerusakan akbat gempa tersebut. 


Hingga pukul 22.00 WIB senin malam, korban jiwa meninggal akibat gempa Cianjur mencapai 162 orang, 326 orang luka-luka dan 13.784 warga mengungsi. Warga masih mengungsi di emperan toko karena takut terjadi gempa susulan. Mayoritas korban tersebut dikarenakan patah tulang akibat tertimba reruntuhan bangunan. Proses penyaluran bantuan diperkirakan mengalami sedikit hambatan karena ada tiga lokasi jalan nasional yang masih terisolir.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad