Proses Keahiran 2 Ekor Singa Afrika Kebun Binatang Surabaya
Kabar Surabaya - Matahari baru saja meninggi ketika derap langkah kaki terdengar di antara pepohonan rindang Kebun Binatang Surabaya (KBS). Suasana tenang pagi itu terasa berbeda—di sudut kandang singa, terdengar suara lembut dua penghuni baru yang belum lama lahir. Kedua bayi singa itu masih malu-malu, sesekali bersembunyi di balik induknya.
“Alhamdulillah, ada dua bayi singa. Masih latihan dulu sebelum nanti bertemu pengunjung,” ujar Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang pagi itu datang langsung untuk melihat perkembangan satwa. Senyumnya merekah ketika menyebut rencana mengadakan sayembara penamaan untuk si kembar mungil tersebut.
Namun, mendatangkan satwa tak semudah membeli tiket perjalanan. Ada proses panjang: pertukaran satwa antar kebun binatang, izin konservasi, hingga kajian iklim—terutama untuk rencana menghadirkan gorila. “Harus dipastikan, mereka bisa hidup nyaman di iklim Surabaya,” kata Cak Eri.
/div>
Bagi Nurika Widyasanti, Direktur Operasional KBS, dukungan ini adalah energi tambahan. “Kunjungan Bapak Wali Kota seperti vitamin. Masukan beliau akan kami tindaklanjuti,” ujarnya penuh semangat.
Hari itu, pengunjung yang melintas tak sadar bahwa di balik pagar dan kandang, sebuah cerita besar sedang disiapkan—tentang rumah bagi satwa-satwa dunia yang terus bertumbuh, dan tentang bagaimana KBS ingin menjadi lebih dari sekadar kebun binatang: tempat di mana masyarakat bisa belajar mencintai dan menjaga kehidupan.

No comments:
Post a Comment