Ribuan Warga Berteriak "SUWEK..SUWEK" Saat Warna Biru Bendera Belanda Disobek - Kabar Surabaya

Terbaru

Monday, September 22, 2025

Ribuan Warga Berteriak "SUWEK..SUWEK" Saat Warna Biru Bendera Belanda Disobek

Ribuan Warga Berteriak "SUWEK..SUWEK" Saat Warna Biru Bendera Belanda Disobek


Kabar Surabaya – Suasana penuh semangat mewarnai halaman depan Hotel Majapahit, Surabaya, Minggu (21/9/2025) pagi. Ribuan warga tumplek blek menyaksikan teatrikal kolosal “Surabaya Merah Putih” yang merefleksikan peristiwa heroik perobekan bendera Belanda di Hotel Majapahit (dulu Hotel Yamato) pada 19 September 1945 silam.



Pertunjukan dimulai pukul 08.00 WIB dan langsung menyedot perhatian masyarakat. Mereka tampak antusias mengikuti setiap adegan yang menggambarkan detik-detik bersejarah di mana semangat arek-arek Suroboyo membara.


Kala itu, pasukan Belanda mengibarkan bendera mereka untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina. Padahal, Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaannya. Kejadian ini memantik kemarahan para pemuda Surabaya yang kemudian mendesak agar bendera Belanda diturunkan.


Residen Soedirman, pemimpin Surabaya waktu itu, menegaskan hanya bendera Merah Putih yang boleh berkibar. Hingga akhirnya perlawanan pecah. Para pemuda berani menaiki menara Hotel Yamato untuk merobek warna biru bendera Belanda, menyisakan warna Merah Putih sebagai simbol kedaulatan Indonesia. Lagu “Indonesia Raya” pun bergema mengiringi momen heroik tersebut.


/div>

Tak hanya adegan, atmosfer perjuangan juga terasa kental di sekitar lokasi. Warga yang hadir pun spontan ikut berteriak lantang “Suwek! Suwek!” ketika warna biru bendera Belanda mulai disobek. Teriakan ini menggema bersama semangat para pemeran, menambah kesan dramatis dan menggetarkan hati penonton.


“Merdeka! Merdeka! Merdeka!” teriak para pemuda yang memerankan arek-arek Suroboyo di atas menara. Namun suasana haru muncul saat salah satu tokoh pahlawan, Cak Sidik, digambarkan gugur tertembak oleh tentara Sekutu. Lagu “Gugur Bunga” dikumandangkan, dan puisi yang dibacakan oleh Istri Walikota Surabaya membuat sebagian penonton meneteskan air mata.


“Di balik menara bendera, kami tidak goyah berdiri karena semangat bersatu, tekad menyala, harga diri terlalu mahal untuk ditukar. Arek Suroboyo tahu mati lebih baik daripada dijajah lagi,” ujar Residen Soedirman yang diperankan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.


Bagi warga Surabaya seperti Rosi (30), pertunjukan ini adalah momen yang selalu ditunggu. “Ini kali kedua saya menyaksikan teatrikal perobekan bendera. Sangat ikonik dan menjadi refleksi peristiwa sejarah yang memupuk rasa nasionalisme,” ujarnya.


Teatrikal ini melibatkan pelajar, veteran, komunitas teater, hingga pegiat sejarah. Acara ini juga menjadi rangkaian peringatan Hari Pahlawan 10 November yang rutin digelar di Surabaya setiap tahun.


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad