Detik-Detik Mencekam di Pintu Air Jagir: Pria Misterius Melompat, Hilang Ditelan Arus - Kabar Surabaya

Terbaru

Tuesday, September 9, 2025

Detik-Detik Mencekam di Pintu Air Jagir: Pria Misterius Melompat, Hilang Ditelan Arus

Detik-Detik Mencekam di Pintu Air Jagir: Pria Misterius Melompat, Hilang Ditelan Arus


Kabar Surabaya – Selasa (9/9/2025) pagi yang semula biasa mendadak berubah mencekam di kawasan Pintu Air Jagir, Wonokromo. Sekitar pukul 09.42 WIB, seorang pria paruh baya yang tak dikenal tiba-tiba lenyap ditelan arus Sungai Kali Jagir.



Pria tersebut diperkirakan berusia 60 tahun. Ciri-cirinya, kulit sawo matang, mengenakan kaos oblong hijau, celana hitam, dan topi putih. Tak ada yang mengenalnya. Tak ada pula yang menyangka langkahnya menuju jembatan itu berakhir tragis.


Saksi mata mengisahkan momen yang sulit dilupakan. Dalam video yang diunggah akun Instagram @call112surabaya, Frantino menyebut awalnya pria itu berjalan tenang di atas Jembatan Pintu Air Jagir. Dari ujung utara, ia melangkah ke selatan, lalu menuruni tangga yang biasa dipakai petugas memeriksa debit air.


Tiba-tiba, tanpa peringatan, tubuhnya melompat ke sungai.

“Awalnya kelihatan separuh badan, lalu lama-lama tinggal seleher. Saya kira bercanda,” tutur Frantino. “Mas-mas yang pakai baju merah bilang orang itu nyemplung. Saya lari ke sini, orangnya hilang.”


/div>

Kesaksian serupa datang dari Menik (31), pedagang lumut dan perkakas pancing. “Dia jalan dari utara ke selatan, turun tangga, langsung lompat. Ada tiga anak SMA lihat juga. Korban sudah tua, 50-an,” katanya dengan wajah cemas.


Aris (37), warga yang memancing sejak dini hari, juga mengaku pernah melihat pria itu. Ia bahkan sempat menawarkan rokok dan kopi, namun ditolak. Beberapa jam kemudian, ia dikejutkan kabar tenggelamnya sosok dengan ciri-ciri sama.


Menjelang siang, situasi di Pintu Air Jagir berubah jadi arena penyelamatan. Sekitar pukul 13.17 WIB, Tim SAR Gabungan tiba dengan tiga perahu karet, menyisir arus deras sungai hingga radius hampir satu kilometer ke arah timur. Perahu-perahu itu bergerak zig-zag, membelah permukaan air keruh, mencari tanda-tanda keberadaan korban yang mungkin masih terperangkap di bawah permukaan.


Warga yang menonton di tepi sungai hanya bisa berdoa. Aroma ketegangan dan ketidakpastian terasa kental. Di tengah suara mesin perahu karet dan percikan air, harapan bahwa pria paruh baya itu dapat ditemukan hidup terus menggantung.



No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad