Tangis Pecah di Tengah Reruntuhan, 5 Santri Tewas dalam Tragedi Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny
Kabar Surabaya – Malam di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, berubah menjadi lautan duka. Di antara cahaya lampu sorot dan sirene ambulans yang meraung, Tim SAR masih berjibaku melawan waktu, menyingkirkan bongkahan beton demi menyelamatkan nyawa. Namun takdir berkata lain—lima nyawa muda santri tak tertolong.
Rabu (1/10/2025) malam, Basarnas memastikan total 108 korban berhasil dievakuasi. Dari jumlah itu, 103 selamat meski luka-luka, sedangkan lima lainnya meregang nyawa di balik puing-puing musala yang runtuh.
Tangis keluarga yang menanti di posko utama pecah setiap kali kantong jenazah dikeluarkan. Sementara di sisi lain, sorak haru sempat terdengar ketika beberapa santri berhasil diselamatkan meski dengan tubuh lemah penuh debu dan luka.
Direktur Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menggambarkan betapa beratnya medan pencarian. Korban-korban ditemukan di sektor A1 dan A4. Sektor A4 baru siang tadi dipetakan—tertutup rapat oleh beton tebal yang harus dijebol dengan alat berat sebelum tim bisa masuk.
“Korban di sektor A1 dan A4 sudah teridentifikasi sebelumnya, namun saat evakuasi dua orang ditemukan meninggal dunia,” ujar Bramantyo dengan wajah tegang.
/div>
Proses evakuasi berlangsung menegangkan sejak sore hingga malam.
- Pukul 16.05 WIB, inisial WH ditemukan hidup, disambut sorak dan tangis lega.
- Pukul 18.02 WIB, korban ke-15 ditarik keluar dalam kondisi selamat, meski identitasnya belum diketahui.
- Pukul 18.17 WIB, suasana hening seketika ketika korban ke-16 dipastikan meninggal dunia.
- Pukul 18.40 WIB, FDH berhasil dievakuasi hidup-hidup, namun harus segera dilarikan ke RSUD Notopuro karena luka serius.
- Pukul 20.22 WIB, korban ke-18 kembali ditemukan selamat, meski identitasnya masih misterius.
Setiap detik berjalan seperti taruhan antara hidup dan mati. Relawan, TNI, hingga Basarnas bekerja tanpa henti, tangan mereka dipenuhi debu, wajah mereka basah oleh keringat.
Puluhan Masih Terkepung Reruntuhan
Hingga malam ini, Tim SAR belum menghentikan operasi. Diduga masih ada puluhan santri lain yang tertimbun reruntuhan musala. Setiap suara ketukan atau panggilan dari balik beton menjadi harapan yang menghidupkan semangat para penyelamat.
Di posko pengungsian, para wali santri duduk berderet dengan wajah pucat, sebagian berdoa lirih, sebagian lain tak kuasa menahan tangis.
“Ya Allah, selamatkan anakku,” terdengar bisikan seorang ibu yang terus menatap ke arah lokasi evakuasi.

No comments:
Post a Comment