Upaya Mempertahankan Tradisi Ketupat Mini Seafood Di Tengah Pandemi - Kabar Surabaya

Terbaru

Saturday, May 22, 2021

Upaya Mempertahankan Tradisi Ketupat Mini Seafood Di Tengah Pandemi

Upaya Mempertahankan Tradisi Ketupat Mini Seafood Di Tengah Pandemi


Kabar Surabaya - Setiap daerah di Indonesia ini pasti memiliki tradisi kearifan lokal yang berbeda satu daerah dengan daerah lainnya. Hal inilah yang kemudian membuat Indonesia menjadi negara yang kaya akan keanekaragam budayanya. Namun, tradisi lokal ini rawan sekali punah bila terus tergerus oleh perkembangan jaman. Apalagi perkembangan jaman yang serba modern, digital dan semakin canggih ini. 


Lantas, bagaimana di Kota Surabaya sendiri..?. Meskipun Kota Pahlawan ini sudah menjelma menjadi Kota yang maju dan modern, namun masih banyak sudut-sudut kampung yang memiliki Tradisi kearifan budaya lokalnya yang cukup kental. Beberapa Tradisi ini bahkan ada yang masih terjaga dengan baik hingga saat ini.

 

Salah satu tradisi kearifan lokal yang ada di Kota Surabaya ini adalah Tradisi Ketupat Mini. Sesuai dengan namanya, tradisi ini sangat erat kaitannya dengan kuliner ketupat yang biasanya disantap saat hari Lebaran tiba. Tradisi Ketupat Mini ini ada dikawasan Kenjeran Kota Surabaya, tepatnya di Kelurahan Bulak yang berbatasan langsung dengan pesisir Pantai Kenjeran.

 

Tradisi Ketupat Mini ini selalu dilaksanakan oleh masyarakat setempat, tepat satu minggu setelah hari Raya Idul Fitri. Biasanya satu minggu setelah Idul Fitri ini masyarakat pada umumnya juga merayakan hari Raya Kedua, yaitu hari Raya Ketupat (Rioyo Kupat) sebagai penanda selesainya Puasa enam hari di Bulan Syawal.

 

', Namun, tradisi Ketupat Mini ini cukup berbeda. Kata "Mini" tersebut benar-benar diimplementasikan dalam ukuran ketupat, porsi makanan yang diberikan dan penjualnya yang berukuran "mini", alias anak-anak yang berusia dibawah lima tahun. Benar-benar suatu tradisi yang menggabungkan kearifan lokal, kuliner lezat dan lucunya bocah para  penjual ketupat mini ini.

 

Pada prakteknya, Tradisi Ketupat Mini ini dilakukan oleh mereka yang ingin berbagi dengan msyarakat disekitarnya. Jadi, mulai pukul 07.00wib, beberapa rumah yang ada di Kelurahan Bulak ini mulai menggelar lapaknya berupa meja kecil yang diatasnya sudah tersaji aneka ragam kuliner seperti jajan pasar, ketupat, lepet, sayur lodeh, dan makanan khas laut seperti Kepiting Rajungan dan Keloan Udang.

 

Bagi yang ingin mendapatkannya tinggal mengantri saja dilapak yang diinginkan. Begitu pengunjung bilang"beli" atau "Tumbas" (bahasa Jawa untuk beli). Penjual cilik ini langsung meladeni dengan senang hati. Karena penjualnya anak kecil, terkadang mereka masih didampingi oleh orang dewasa. Meskipun akadnya "beli" namun pembeli bisa mendapatkan kuliner tersebut secara gratis.

 

Pada saat Pandemi COVID-19 seperti saat ini, Tradisi Ketupat Mini tetap dilaksanakan. Namun semua penjual dan pembelinya diwajibkan mengenakan masker saat melakukan transaksi. Nantinya kuliner yang didapatkan langsung dibawa pulang ke rumah masing-msing untuk dimakan. Uniknya, para pembeli ini juga sabar untuk mengantri dengan melakukan jaga jarak.

 

Bunda Tri, salah satu pegiat di Kampung Bulak ini menuturkan, bahwa Tradisi Ketupat Mini ini adalah tradisi yng sudah dilakukan secara turun temurun, sejak dirinya masih anak-anak. Beliau juga pernah menjadi salah satu penjual dari Ketupat mini tersebut. Menurutnya, Tradisi Ketupat Mini ini merupakan perwujudam rasa syukur atas rejeki yang diterima keluarga para penjualnya, sehingga mereka membuka lapak untuk berbagi kepada sesamanya.

 

Menurut Bunda Tri, saat Pandemi COVID-19 seperti ini, banyak pihak yang mengkhawatirkan mengenai penularan Virus kalau Tradisi ini tetap dilakukan. Karena biasanya masyarakat begitu antusias untuk membeli sehingga berpotensi menimbulkan kerumuman. Namun Ibu tiga anak ini bisa meyakinkan mereka, kalau tradisi ini bisa tetap dilaksanakan dengan mematuhi Protokol Kesehatan yang dianjurkan oleh Pemerintah.

 

"Tradisi Ketuipat Mini  ini adalah tradisi turun-temurun yang sangat baik, Disini anak-anak sudah diajarkan untuk berbagi. Jangan karena Pandemi, terus tradisi yang baik ini dihilangkan. Karena kita semua tidak akan tahu, sampai kapan Pandemi ini akan berlangsung. Jalan tengahnya adalah, Tradisi ini tetap berlangsung, namun dengan kontrol Protokol Kesehatan secara ketat," papar Bunda Tri. (yyan)         .  \

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad