Bermukim Di Rungkut Barata, Surabaya, Budi Johanis, Legenda Persebaya yang Punya Body Guard Pemain Persipura - Kabar Surabaya

Terbaru

Wednesday, March 3, 2021

Bermukim Di Rungkut Barata, Surabaya, Budi Johanis, Legenda Persebaya yang Punya Body Guard Pemain Persipura

Bermukim Di Rungkut Barata, Surabaya, Budi Johanis, Legenda Persebaya yang Punya Body Guard Pemain Persipura


Kabar Surabaya - Persebaya Surabaya adalah tim yang sudah banyak makan asam garam dalam dunia persepakbolaan ditanah air. Tim yang lahir pada tahun 1927 ini sudah menjadi ikon yang sangat identik dengan Kota Surabaya. Sejak jaman Perserikatan, Persebaya Surabaya ini telah banyak menghasilkan banyak pemain bintang yang akhirnya menjadi legenda. 

 

Para pemain Persebaya ini bisa menjadi legenda, karena mereka ini tidak pernah menjadi pemain dari klub sepak bola lain selain Persebaya. Salah satu pemain Legenda yang pernah dimiliki oleh Persebaya adalah Budi Johanis B. Pemain yang berposisi sebagai Gelandang Serang ini, selama aktif bermain bola hanya pernah memakai 2 Jersey, yaitu Jersey Persebaya Surabaya dengan nomor punggung 11 dan Tim Nasional Indonesua dengan nomor punggung 15.

 


Selama bermain Bola, sosok Budi Juhanis dikenal sebagai pemain bola yang energik dan susah untuk ditebak arah tendangan bolanya. Beliau memiliki kemampuan yang sangat komplit sebagai gelandang serang dan berperan sebagai playmaker. Meski demikian beliau adalah probadi yang  yang sportif dan tidak sombong, serta enak untuk diajak bicara.

 

Bahkan Kiper Persija, Endang Tirtana mengakui kehebatan pemain yang saat ini tinggal di Perumahan Rungkut Barata Surabaya.    

“Kalau Joko Irianto, Bambang Nurdiansyah maupun Salim Alkatiri, jika tendang bola ke arah saya. Saya bisa tebak kemana arah bola mereka, walau tendangan keras sekalipun. Tapi kalau kamu (budi Johanis) pegang bola, saya tidak mampu menebak arah bolamu, Bud”, ungkapnya langsung kepada Budi Johanis.

 

Hal senada juga disampaikan oleh Ronny Patti rekannya saat bermain di Tim Nasional. Ronny mengakui keunikan gaya bermain pemain kelahiran 30 November 1957 yang hingga saat ini masih belum ada yang manyamainya.

"Klub Indonesia Muda memang banyak menghasilkan pemain-pemain bagus seperti hlnya Ibnu Graham, tapi tidak ada yang bisa seperti kamu. Cara main kamu sangat berbeda dengan yang lainnya, dan itu tidak ada yang menyamainya sampai sekarang.” tutur Ronny.

 

Selama berkarir di Timnas, Budi Johanis bersama Adjat Sudrajat, Herry Kiswanto,Rully Nere dan Mettu Duaramuri pernah menggulung Timnas Jepang 4-0 pada tahun 1981. Sedangkan pada tahun 1984 dibwah pelatih Yuswardiri, Sutrisno, Elly Rumaropen, Adjat Sudradjat, Budi Johanis, menjadi Kuartet gelandang yang menghancurkan tim nasional Thailand 5-1 

 

Di Persebaya sendiri kuartet gelandang yang terdiri dari Yongki Kastanya, Maura Helly, Aries Sainyakit, Budi Johanis merupakan tim gelandang yang sangat kompak. Dengan tim ini Persebaya Surbaya menjuarai kompetisi Divisi Utama Perserikatan Tahun 1988/1989 dengan mengkandaskan Persija 3-2. 


Pergaulan Budi Juhanis dengan sesama pemain Timnas ini rupanya membawa dampak yang cukup positif. Di era permainan "keras" dengan tackling-tackling horornya, beliau malah mendapatkan perlakukan khusus. Seperti halnya saat bermain dengan Persipura Jayapura, ada dua pemain lawan yang justru menjaganya saat dilapangan, yaitu Leo Kapisa dan Mettu Duaramuri. 

 

"Kalau Persebaya bermain dengan Persipura malah saya mendapatkan penjagaan khusus. Pernah, suatu saat, saya ditackling dengan sangat keras oleh pemain junior mereka. Melihat saya terjatuh dengan keras, mereka berdua langsung mendatangi juniornya dan memarahinya,  junior itu sampai dibilang goblok, tahu tidak siapa yang kamu tackling itu!”. tutur Budi Johanis.

 

Sebagaimna pemain muda berbakat, Budi Juhanis juga pernah menimba ilmu ke Brazil melalui program PSSI Binatama. Selain itu beliau juga pernah mendapatkan tawaran dari berbagai klub Galatama mulai Petrokimia Putra, Perkesa Sidoarjo, UMS 80 Jakarta, Arseto Solo, sampai Niac Mitra, Surabaya bahkan Indonesia Muda (Galatama) dimana Budi Johanis sendiri dibesarkan di klub amatir Indonesia Muda, anggota Persebaya. Namun semua ditampiknya, bagi Budi Juhanis "Hanya Ada Satu Persebaya".  "Tidak Ada yang Lebih Besar dari Persebaya”.

 

Budi Juhanis menyudahi karir sepak bolanya pada saat dia sedang berada dipuncak, tepat pada usia 34 tahun. Persisnya Selepas final terakhir, pada musim kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1989/1990, saat Persebaya melawan Persib Bandung. Bersama Persebaya, Budi Johanis berhasil mengangkat trofi Piala Presiden RI sebanyak dua kali, yakni pada kompetisi Divisi Utama Perserikatan tahun 1976-1978 dan tahun 1987-1988. 

 

Hingga pada hari Rabu (03/02/2021), Legenda Persebaya Budi Juhanis dinyatakan menunggal dunia. Beliau disemayamkan dirumah duka yang berlokasi di Perumahan Rungkut Barata Gang 7 no.32. Proses pemakaman akan dilakukan di Makam Gunung Anyar Surabaya selepas Sholat Dhuhur.  Selamat Jalan Legenda... Kesetiaanmu kepada Persebaya Surabaya patut dijadikan contoh kepada pemain lainnya. (yyan)


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad