Saat China Mulai Merecoki laut China Selatan, Tentara Indonesia Langsung Beri Tindakan Ini - Kabar Surabaya

Terbaru

Sunday, July 5, 2020

Saat China Mulai Merecoki laut China Selatan, Tentara Indonesia Langsung Beri Tindakan Ini


Kabar Surabaya - Saat dunia sedang disibukkan dengan kasus COVID-19 yang melanda negaranya, beberapa negara justru sedang sibuk untuk persiapan perang. Hal ini rupanya dipicu oleh sikap negara China terhadap beberapa negara yang memiliki perbatasan dengan negara asal Virus Corona tersebut. Hingga saat ini setidaknya sudah ada sekitar 18 negara yang bersitegang dengan negara pesaing berat Amerika Serikat tersebut. Termasuk Ladakh dan Himalaya yang terlebih dahulu berkonfrontasi.


Kenakalan negara China ini rupanya sudah mengusik 18 negara lainnya, yaitu : Jepang, Vietnam, India, Nepal, Korea utara, Philipina, Rusia, Singapura, Korea Selatan, Bhutan, Laos, Brunai. Taiwan, Tajikistan, Kamboja dan Indonesia. Konfrontasi negara China dengan negara-negara tersebut kebanyakan disebabkan oleh Penge-klaim-an secara oleh pihak negara China.

Pengeklaiman secara sepihak ini terkadang dilakukan China berdasarkan sejarah masa lalu yang entah dari masa dasarnya, karena terjadi dimasa yang sangat lampau. Beberapa sengketa diantaranya bahkan telah dibawa ke pengadilan internasional, dan negara China kalah di pengadilan tersebut. Namun rupanya China tetap tidak mau mengakui hasil dari pengadilan tersebut.

Pengeklaiman secara sepihak negara China ternyata juga terjadi diwilayah kedaulatan Republik Indonesia. Tepatnya di wilayah Laut China selatan. Wilayah laut China selatan ini merupakan wilayah yang cukup strategis bagi semua negara. karena lalu lintas perdagangan dunia hampir semuanya melewati kawasan ini. Apalagi ada penelitian kalau kandungan minyak di laut China selatan ini sangatlah besar. bahkan lebih besar daripada di kawasan Persia.

Hal inilah kemungkinan yang membuat China sangat ngebet untuk memiliki kawasan Laut China Selatan ini. Pengeklaiman negara China di Laut China Selatan yang menjadi wilayah dari Indonesia ini ternyata berdasarkan sembilan garis putus-putus yang entah darimana sumbernya.


Pengeklaiman sepihak negara China ini bahkan sempat menimbulkan konfrontasi dengan Indonesia. Saat ada kapal pencari ikan China masuk ke wilayah Indonesia. Ketika penjaga pantai Indonesia melakukan pengejaran, ternyata kapal nelayan itu di backup oleh kapal tentara China. Peristiwa ini sempat terakam oleh Vidio dan Viral di berbagai media sosial.

Tidak mau kecolongan akhirnya pada tahun 2017 Republik Indonesia mengeluarkan Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terbaru. Dalam peta tersebut Indinesia mengganti nama laut China Selatan yang masuk kedalam wilayahnya menjadi Laut Natuna Selatan.


Selain Indonesia yang geram karena kenakalan China, Philipina -pun juga mulai kepanasan. Negara yang memiliki Presiden Anti Narkoba ini meminta Amerika Serikat untuk membantu mengamankan wilayahnya.

Laksana gayung bersambut, permintaan pertolongan dari Philipina ini lagsung disikapi oleh Amerika Serikat dengan mengirimkan tiga kapal induknya. Hingga saat ini ada sekitar 65% tentara Angkatan Laur USA bertuga di perairan Philipina. Amerika tentunya tidak berkeberatan dengan permintaan Philipina. Hal ini dikarenakan, sejak awal Amerika Serikat memang sudah berhadapan secara langsung dengan China, baik di bidang perdagangan maupun kekuatan militer.


Jika Kondisi ini terus memanas, bisa memicu terjadinya peristiwa perang terbuka dikawasan Laut China Selatan ini. Banyak pihak yang meramalkan bahwa jika Amerika Serikat dan China berduel secara terbuka, maka akan terjadi perang dunia ketiga di kawasan ini. Bisa jadi perang ini akan melibatkan China dan Amerika Serikat bersama dengan sekutu yang dibantu oleh negara-negara yang telah dirugikan oleh kenakalan negara China.

Kalau hal ini terjadi makan Indonesia harus lebih ekstra waspada dan lebih berhati-hati lagi, mengingat, medan pertempuran ini adalah Laut China Selatan yang juga termasuk wilayah dari NKRI. (yyan)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad