Ketua Tim Advokasi PSBB Jawa Timur : Semoga Dilanjutkan PSBB Betulan, Bukan PSBB Abal-Abal - Kabar Surabaya

Terbaru

Saturday, May 9, 2020

Ketua Tim Advokasi PSBB Jawa Timur : Semoga Dilanjutkan PSBB Betulan, Bukan PSBB Abal-Abal

Ketua Tim Advokasi PSBB Jawa Timur : Semoga Dilanjutkan PSBB Betulan, Bukan PSBB Abal-Abal


Kabar Surabaya - Sampai hari ini Surabaya Raya (Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo) masih dalam masa penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun kurang dua hari lagi masa PSBB ini akan selesai. Tepat pada hari Selasa (12/05/2020) depan, masa PSBB akan diakhiri dan masyarakat bisa beraktifitas secara normal kembali.

Setelah PSBB usai, maka tidak ada lagi jam malam, warkop bisa buka lagi hingga 24 jam, tidak ada aturan naik kendaraan dan lain sebagainya. Memang setelah PSBB dinyatakan usai, maka segela batasan yang melekat akan otomatis menjadi hilang.

Namun, bukan itu semua yang sebenarnya menjadi titik beratnya. Pertanyaan yang perlu dibahas lebih lanjut adalah, bagaimanakan hasil dari penerapan PSBB ini..?,khususnya di Kota Surabaya. Apakah dengan usainya PSBB, Peyebaran Virus COVID-19 juga sudah mereda..? Apakah tidak ada kasus positif baru di Kota Pahlawan ini..?. Apakah semua warga Kota Surabaya juga sudah patuh akan himbauan dan anjuran dari pemerintah..?

Jawaban dari prtanyaan - pertanyan tersebut dapat dengan mudah diketahui. Berdasarkan data dari Pemkot Surabaya, saat ini warga yang dinyatakan positif COVID-19 berjumlah 592 orang. padahal saat PSBB mulai diberlakukan, yakni pada 28 Mei 2020 jumlah kasus positif masih di angka 392 orang. Berarti dalam sembilan hari saja ada peningkatan sebesar 200 orang. Selain itu di Kota Pahlawan ini muncul cluster baru, yaitu Pabrik Rokok Sanpuoerna.

Selain kasus Pabrik Sampoerna,  saat ini beberapa pasar tradisional juga bergantian untuk tutup ditutup selama 14 hari. Hal ini dikarenakan adanya pedagang yang positif COVID-19 sehingga dikhawatikan akan menulari pedagang dan pengunjung pasar lainnya.

Kondisi ini juga diperparah dengan sebagian warga yang tidak patuh terhadap aturan-aturan yang ada dalam PSBB. Kondisi ini terlihat dengan banyak ditangkapnya pemuda-pemudi yang bermalam minggu hingga melewati jam malam yanh telah ditentukan. Jangankan hal tersebut, untuk aturan yang paling simple, seperti penggunaan masker saja, sampai saat ini masih banyak yang tidak mau mengIndahkan.

dr. Windhu Purnomo, selaku Ahli Kajian Epidemiologi dari FKM Unair menilai bahwa PSBB harusnya ditetapkan selama 28 hari atu satu bulan. Karena jika dipandng dari epidemiologi-nya, sebagian besar bentuk penularan dari Virus Covid-19 ini secara global memakan waktu lebih dari dua minggu. Kalau jumlah kasusu pertumbuhan di suatu daerah masih dalam kondisi flat selama dua minggu pelaksanaan PSBB. Kemudian pemerintah mencabut kebijakan tersebut, risikonya adalah munculnya gelombang kedua dari Virus COVID-19 ini

Dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Advokasi PSBB dan Surveilans Covid-19 mengemukalan apabila kurva kasus COVID-19 belum menunjukkan angka penurunan selama PSBB, beliau menilai lebih baik jika PSBB diperpanjang. Semoga bisa dilanjutkan denganPSBB yang betulan, bukan PSBB yang abal-abal.

Heru, selaku Sekdaprov Jatim mengakui, bahwa data kurva kasus Covid-19 yang telah dikumpulkan oleh Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, di Surabaya Raya belum menunjukkan angka yang menggembirakan. Hal ini berarti, penerapan PSBB di Surabaya Raya masih dimungkinkan untuk diperpanjang.

Namun keputusan untuk memperpanjang PSBB ini masih membutuhkan observasi yang detail. Observasi ini masih perlu dilakukan, minimal hingga H-2 atau H-1 sebelum penerapan PSBB usai.(Yanuar Yudha)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad