Gubenur Khofifah Terapkan Sistim Ganjil Genap Untuk Berantas Corona - Kabar Surabaya

Terbaru

Sunday, May 10, 2020

Gubenur Khofifah Terapkan Sistim Ganjil Genap Untuk Berantas Corona

Gubenur Khofifah Terapkan Sistim Ganjil Genap Untuk Berantas Corona

Kabar Surabaya - Gempuran serangan Virus COVID-19 yang seakan belum menunjukkan gejala untuk berhenti ini membuat banyak pihak merasa kelabakan. Mulai dari Pemerintah Pusat, Provinsi hingga Pemerintah Kabupaten / Kota ini dibuat bekerja ekstra keras. Beragam cara dan jurus ter-ampuh telah dikeluarkan untuk menangani virus yang telah menginfeksi jutaan penduduk dunia ini.



Untuk Provinsi Jawa Timur sendiri, Gubenur Khofifah Indar Parawansa telah mengeluarkan aturan baru guna mencegah meluasnya penyebaran Virus COVID-19 ini. Jurus terbaru ini untuk menegaskan aturan Phisical Distancing atau pengaturan jarak yang sebetulnya telah ditegaskan oleh Pemerintah pusat sejak virus Corona ini mulai menyerang Indonesia.

Nantinya aturan jaga jarak ini akan diterapkan di pasar-pasar tradisional yang ada di seluruh Provinsi Jawa Timur. Proses pangaturan ini nantinya akan menerapkan sistim Ganjil - Genap kepada seluruh pasar tradisional. Harapannya, dengan pelaksanaan sistim yang baru dilaksanakan pertama kalinya ini, akan bisa menekan penyebaran Virus COVID-19.



Pada prakteknya nanti, para pedagang dipasar radisional akan diberikan nomor urut. Nomor urut ini nantinya akan dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu nomor urut genap dan nomor urut ganjil. Nomor urut inilah yang akan bisa menentukan hari apa para pedagang ini bisa berjualan di pasar tradisional

Para pedagang ini nanti akan diatur untuk berjualan secara bengantian. Jadi jika Hari Senin nomor urut genap bisa berjualan, maka pada Hari Selasa ganti nomor ganjil yang bisa berjualan. Hal ini akan terus dilakukan secara bergantian. Jadi penerapannya seperti halnya sistim kendaraan ganjil - genap yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta pada sistim transportasinya. Hanya saja kalau di Provinsi Jatim di terapkan untuk pasar-pasar tradisional.



Dengan aturan Ganjil - Genap seperti ini maka, diharapkan pasar-pasar tradisional ini bisa menerapkan sistim Phisical Distancing dengan maksimal. Karena dengan berjualan secara bergantian maka kondisi pasar tidak akan menjadi penuh sesak seperti sekarang ini.

Kedepan Gubenur Jawa Timur juga akan menata pasar tradisional seperti halnya pasar tradisional yang ada di negara Vietnam. Namun masih perlu kajian yang cukup untuk melakukan hal tersebut. Yaitu bagaimana memindahkan lapak-lapak para pedagang yang ada di dalam pasar ke jalan raya atau di lapangan yang cukup luas. Sehingga akan bisa mengontrol fungsi dari Phisical Distancing dengan baik.



Penerapan Phisical Distancing pada pasar tradisional ini mutlak harus segera dilaksnakan mengingat sudah ada kasus pasar tradisional yang harus ditutup ksrena ada pedagangnya yang dinyatakan positfi COVID-19. Seperti halnya pasar di Probolinggo yang saat ini telah menjadi cluster baru di Jawa Timur.    

Gubenur Khofifah juga memaparkan, bahwasanya puncak pandemi COVID-19 di Provinsi Jatim ini sebenarnya akan terjadi pada akhir Mei nanti. Namun, karena tingkat kedisiplinan yang tidak terjaga di tambah penanganan terhadap cluster-cluster baru yang terlambat maka kondisi ini bisa molor  hingga menjadi akhir Juni.

"Pabrik Rokok Sampoerna adalah contoh penanganan cluster yang terlambat," terang Gubenur Khofofah. (Yanuar Yudha)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad