GAWAT..!!!, Positif Corona Surabaya Membludak, RS Rujukan Sudah Overload

GAWAT..!!!, Positif Corona Surabaya Membludak, RS Rujukan Sudah Overload

Kabar Surabaya - Grafik pertambahan warga Kota Surabaya yang terpapar oleh Virus COVID 19 sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan. Hingga saat ini, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Surabaya jumlah waga Surabaya yang telah dinyatakan Positif COVID-19 berjumlah 554 orang, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 1.209 orang serta Orang Dalam pantauan (ODP) berjumlah 2.649 orang. Hal ini tentu sudah merupakan angka yang sangat besar, mengingat jumlah penduduk Kota Pahlawan ini hanya berkisar 3 juta jiwa.

Untuk menekan penyebaran Virus Covid-19 ini berbagai macam cara telah dilakukan oleh pihak terkait. Salah satunya yang saat ini diterapkan di Surabaya Raya (Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik) adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan PSBB ini maka kegiatan masyarakat akan dibatasi. Hal ini agar masyarakat senantiasa berada di dalam rumah dan hanya keluar saat ada kebutuhan yang mendesak.

Dengan tidak keluar rumah dalam frekuaensi yang lama, harapannya masyarakat tidak akan terpapar oleh Virus COVID-19. Hal ini juga akan meringankan beban tenaga media yang ada di berbagai rumah sakit yang ada di Kota Surabaya ini. 

Berdasarkan data yang ada, saat ini terdapat 20 rumah sakit rujukan COVID-19 yang ada di Kota Pahlawan ini, yaitu : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo sebagai rumah sakit rujukan utama, Rumah Sakit Katholik Saint Vincentius A Paulo (RKZ), Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan, Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC), RSUD Bhakti Dharma Husada, Rumah Sakit Islam Jemursari, Rumah Sakit Siloam, Rumah Sakit Haji Surabaya, Rumah Sakit Premier, Rumah SakitS Husada Utama, Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II HS Samsoeri Mertojoso, dan Rumah Sakit Manyar, Rumah Sakit Universitas Airlangga, Rumah Sakit Nasional Rumah Sakit, Rumah Sakit Royal, Rumah Sakit Brawijaya, RSAL Dr. Ramelan, Rumah Sakit Jiwa Menur, Rumah Sakit Paru Surabaya, dan RSUD Dr. Mohammad Soewandhie.

Namun, kondisi terbaru yang saat ini dialami oleh semua rumah sakit ini adalah keterbatasan kamar bagi pasien COVID-19. Hal ini karena daya tampung semua rumah sakit ini sudah dalam keadaan overload. Di Kota Surabaya sendiri saat ini hanya memiliki 403 bed bagi penderita COVID-19 di ruang isolasi, namun kenyataannya hingga saat ini sudah ada 798 pasien COVID-19 yang harus di rawat. 

Dengan jumlah pasien Positif. ODP dan PDP yang angkanya meningkat terus, apabila semua harus dirawat di rumah sakit tentu tidak kamar rumah sakit akan mampu untuk menampungnya. Belum lagi jumlah tenaga medis yang jumlahnya sangat-sangat terbatas. Hal inilah yang akhirnya membuat Kementrian Kesehatan mengatur bahwa tidak semua pasien positif COVID-19 dan PDP harus dirawat di rumah sakit. Mereka bisa dirawat di tumah asalkan memenuhi persyaratan yang ada. Tentu resiko penularan kepada keluarga yang lain juga akan menjadi semakin besar. 

Untuk mengantisipasi lonjakan angka pasien yang terpapar oleh COVID-19, dr Joni Wahyuadi, selaku Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, akan segera berkoordinasi untuk membangun rumah sakit darurat di Gedung Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen dan Humaniora Kesehatan di Jalan Indrapura Surabaya. Nantinya rumah sakit ini akan memiliki kapasitas 500 tempat tidur.

Selain itu Rumah sakit khusus Infeksi Unair juga tengah disiapkan sebagai rumah sakit rujukan terbaru. Setelah sebelumnya RSUA menambah kapasitas tempat tidurnya menjadi 200 bed. (Yanuar Yudha)