Cluster Sampoerna Membesar Karena Respon Terlambat...? - Kabar Surabaya

Terbaru

Saturday, May 2, 2020

Cluster Sampoerna Membesar Karena Respon Terlambat...?

Cluster Sampoerna Membesar Karena Respon Terlambat...?

Kabar Surabaya - Sampai hari ini Provinsi Jawa Timur masih menduduki peringkat 5 besar dari penyebaran Virus Corona di Indonesia. Kedua Cluster baru yang saat ini menjadi pembicaraan masyarakat adalah Cluster Pesantren Temboro - Kabupaten Magetan dan yang terbaru adalah Cluster Pabrik Rokok Sampoerna Kota Surabaya.


Kedua cluster ini menjadi bisa menjadi penyumbang terbanyak dari kasus positif Virus Covid-19 di Provinsi Jawa Timur. Untuk Cluster Pabrik Rokok Sampoerna sendiri, pihak Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkot Surabaya masih serius untuk melakukan tracing dan perawatan terhadap semua pekerjanya yang pernah berhubungan dengan kedua pasien positif sebelumnya. 

Dari pelacakan kasus Cluster Pabrik Rokok Sampoerna ini, ternyata di temukan data terbaru. Data ini menyebutkan kalau kedua pasien positif pertama dari pekerja Pabrik Sampoerna ini sebenarnya telah meninggal dunia akibat COVID-19 pada tanggal 18 April 2020 lalu. Data ini kemudian menimbulkan pertanyaan publik, Mengapa ada rentang waktu yang begitu lama dari waktu pasien positif meninggal dunia dengan proses tracing-nya....?.



Menurut Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, pada tanggal 14 April 2020 lalu, sebenarnya kedua pekerja dari Pabrik Rokok Sampoerna Rungkut-2 (Kedung Baruk) sudah memperoleh hasil dari Test PCR. Kedua pekerja tersebut dinyatakan positif COVID-19. Mendapati hasil tersebut, pihak perusahaan langsung melaporkannya ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada hari yang sama (14 April 2020).

"Ini memang agak terlambat responnya, karena pihak perusahaan (PT.HM. Sampoerna) mengaku sudah melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2020. Bisa jadi laporannya kurang detail, sehingga tidak langsung di tindak lanjuti oleh dinas terkait," Jelas Gubenur Khofifah.


Selang empat hari setelah laporan, (18 April 2020) kedua pekerja yang dinyatakan positif COVID-19 ini meninggal dunia. Baru pada tanggal 24 April 2020, laporan mengenai Cluster Pabrik Rokok Sampoerna tersebut baru masuk ke Gubenur Khofifah.. 

Untuk menindak-lanjuti laporan yang masuk tersebut, Gubenur Khofifah langsung menugaskan tim guna melihat langsung kondisi dilapangan. Lalu pada tanggal 26 April 2020 komplek Pabrik Rokok Sampoerna-2 (Kedung Baruk) diliburkan untuk sementara waktu. Dari 500 pekerja yang ada kemudian dilakukan tracing dan maping, sehingga bisa diketahui status kesehatannya.


Saat ini ratusan orang pekerja pabrik tersebut sedang manjalani karantina di sebuah hotel guna dilakukan test lebih lanjut. Dari sebagian pekerja yang telah dikarantina tersebut, saat ini hasil test-nya sudah keluar. Hasilnya, dari 46 pekerja yang menjalani Test SWAB, 34 orang diantaranya dinyatakan POSITIF COVID-19. Test SWAB akan terus dilanjutkan hingga semua pekerja yang dikarantina ini dapat diketahui kondisinya secara pasti.

Ke.34 pekerja dari Pabrik Rokok Sampoerna ini akhirnya menggenapi penambahan jumlah pasien positif COVID-19 asal Kota Surabaya yang saat ini jumlahnya mencapai 496 orang. (Yanuar Yudha)  



Sumber :
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2020/gubernur-jatim-surabaya-terlambat-tangani-klaster-sampoerna/
https://surabaya.liputan6.com/read/4243046/gubernur-khofifah-penanganan-klaster-sampoerna-terlambat-respons
https://lenteratoday.com/hari-ini-34-karyawan-pt-hm-sampoerna-positif-covid-19/
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2020/klaster-sampoerna-tambahkan-34-kasus-covid-19-untuk-kota-surabaya/?fbclid=IwAR1mBfr8nQAFZkftIXCJKluZWyDmhHbMSZCTKWDTgTRmGEWqKaJ9aLjIP8U

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad