Inilah Reaksi Dari Tetangga Perawat Siloam Yang Meninggal Karena COVID-19 - Kabar Surabaya

Terbaru

Friday, April 17, 2020

Inilah Reaksi Dari Tetangga Perawat Siloam Yang Meninggal Karena COVID-19

Inilah Reaksi Dari Tetangga Perawat Siloam Yang Meninggal Karena COVID-19

Kabar Surabaya - Sudah sekitar satu setengah bulan Indonesia dilanda oleh pandemi Virus COVID-19. Saat ini telah 5000 lebih pasien yang dinyatakan terpapar dan berstatus positif terserang oleh Corona. Ratusan oerang telah meninggal duni akibat serangan oleh virus yang berasal dari Wuhan-Tiongkok ini. Diantara ratusan orang tersebut terdapat pula banyak tenaga medis seperti dokter dan perawat yang juga harus meninggal dunia akibat serangan Virus COVID-19.



Salah saru tenaga medis yang meninggal dunia pada hari Kamis (16/04/2020) adalah perawat senior yang kesehariannya bertugas di Rumah Sakit Siloam Surabaya. Perawat yang memiliki nama lengkap Hastuti Yulistiorini Amd.Kep ini menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit siloam pada pukul 06.09wib, diduga karena terserang oleh Virus VOVID-19.

Menurut pihak Rumah Sakit Siloam, yang bersangkutan telah mengabdikan dirinya sebagai perawat sejak tahun 1988. Jadi sudah sekitar 32 tahun, hidupnya dihabiskan untuk mengabdikan diri guna kesembuhan pasien. Pada saat terakhir bertugas ini, jabatan Hastuti adalah Supervisor Perawat. 



Dalam press rilisnya, dr. Maria Magdalena Padmidewi, selaku SpPKCEO Siloam Hospitals Surabaya, merasa sangt kehilangan sosok perawat berusia 51 tahun ini. Namun tidak hanya pihak RS.Siloam yang merasa kehilangan, hampir semua masyarakat juga turut bersedih dan merasa kehilangan sosok dari Hastuti Yulistiorini ini. 

Hal ini tampak dari proses perlakukan jenazahnya yang vidionya sangat viral pada hari Kamis kemarin. Dalam vidio tersebut tampak semua orang dan rekan kerjanya tampak berdiri dan memberikan hormat saat Hastuti Yulistiorini di masukkan ke dalam peti untuk dibawa ke mobil jenazah.



Lantas bagaimana dengan sikap tetangga di sekitar rumah dari Hastuti Yulistiorini..?. Sudah jamak kita mendengar dan melihat, saat ada salah satu tetangga di suatu pemukiman yang terserang oleh COVID-19, maka semua orang, termasuk tetangga dekatnya akan menjauh. 

Bahkan seringkali jenazah korban COVID-19 yang meninggal ini ditolak warga sekitar saat akan dimakamkan. Lalu Anggota keluarga lainnya bakalan dikucilkan, karena tetangganya ketakutan tertular juga oleh Virus COVID-19 ini.



Namun, agaknya cerita seperti diatas tidaklah berlaku bagi warga Kawasan Perumahan yang berada di Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya, tempat dimana Hastuti Yulistiorini tinggal. Warga diperumahan ini sangat terpukul dan prihatin terhadap kejadian yang menimpa salah seorang tetangganya. 

Hal ini juga disampaikan oleh Widyatmoko, selaku Ketua RT di Perumahan tempat tinggal perawat senior tersebut. Ketika mendengar Ibu Hastuti Yulistiorini wafat, beliau langsung melakukan koordinasi dengan warga lainnya. 



"Awalnya saya takut, kalau warga tidak bisa menerima bahkan mengucilkan keluarga dari Ibu Hastuti Yulistiorini ini. Namun ternyata malah sebaliknya, warga sangat paham dengan keadaan ini, bahkan sangat kehilangan, mengingat, ibu Hastuti Yulistiorin seorang pribadi yang baik," terangWidyatmoko.

Menurut Wudyatmoko, warga juga langsung memberikan dukungan untuk menguatkan anggota dari Ibu Hastuti Yulistiorini. Dukungan tersebut dilakukan dengan mengirimkan pesan SMS ataupun Whatsapp ke nomor keluarga almarhummah. Hal ini mengingat anggota keluarga Hastuti Yulistiorini harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di kediamannya.



Bentuk dukungan lain dari tetangga Hastuti Yulistiorini ini nantinya berupa pemberian makanan kepada anggota keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Dana dari pemberian makanan ini merupakan patungan dari warga kawasan perumahan ini sendiri.

"Nanti yang masak juga ibu-ibu di perumahan sini, kami sudah patungan untuk membeli bahan masakannya. Ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap keluarga Ibu Hastuti Yulistiorini," terang Widyatmoko.



Dalam kesempatan ini Widyatmoko juga berpesan, jangan sampai ada cerita lagi mengenai warga yang menolak atau mengucilkan tetangganya karena terkena COVOD-19. Justru mereka itu harus didukung agar segera sembuh dan sehat kembali. 

Ketua RT ini juga mengingatkan kalau petugas medis seperti Ibu Hastuti Yulistiorini adalah pahlawan bagi masyarakat yang harus di hormati dan dijunjung tinggi. (Yanuar Yudha)

Sumber Berita :
1. https://surabaya.tribunnews.com/2020/04/16/warga-kompak-bantu-keluarga-perawat-siloam-hospitals-yang-meninggal-saat-berjuanga-lawan-covid-19

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad